Rabu, 25 Oktober 2017

Multiple Intelegence Berbasis Pancasila


Kecerdasan merupakan salah hal yang penting dalam dunia pendidikan, namun seringkali kecerdasan masih dipahami secara parsial oleh sebagian kaum pendidik. Kecerdasan hanya diidentikan pada tingginya nilai akademik atau tingginya IQ seseorang. Dimyati Mahmud menyatakan bahwa sebenarnya pendapat yang menjelaskan bahwa kecerdasan orang-orang itu berbeda satu sama lain adalah sudah sejak lama. Dua ribu tahun yang lalu, Plato sudah membahas tentang hal ini. Sesungguhnya setiap anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan keunikan masing-masing yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan atau keunikannya masing-masing, jika perbedaan atau keunikan tersebut kurang diperhatikan, maka banyak peserta didik akan mengalami kesulitan belajar. Memahami akan perbedaan yang terdapat dalam diri setiap peserta didik, maka pembelajaran dituntut untuk mampu mengakomodir keunikan tiap peserta didik untuk menghasilkan perkembangan yang sempurna.

Namun, kebanyakan proses pembelajaran di kelas masih diselenggarakan dengan menggunakan asumsi bahwa setiap peserta didik itu identik. Artinya, dalam proses pembelajaran pendidik tidak mempedulikan keunikan gaya belajar tiap peserta didik.  Hal ini diperkuat lagi oleh kenyataan, bahwa dalam pembelajarannya para pendidik cenderung melaksanakan gaya pengajaran tradisional yang bersifat behavioristis. Pembelajaran yang mengabaikan keunikan gaya belajar peserta didik akan memberikan lingkungan yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar peserta didik, bahkan gaya tradisional tersebut sangat potensial mengakibatkan peserta didik tidak nyaman dalam belajar.

Adalah Howard Gardner mengenalkan Teori Multiple Intelligences yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual. Yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang diukur melalui tes IQ sangatlah terbatas, karena tes IQ hanya menekan pada kemampuan logika (matematika) dan bahasa. Padahal setiap orang mempunyai cara yang unik untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kecerdasan bukan hanya dilihat dari nilai yang diperoleh seseorang.

Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Kemudian tahun 1999 Gardner menemukan jenis kecerdasan baru, kecerdasan kesembilan dalam teorinya, yang ia namakan kecerdasan eksistensial. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya.

Dengan menerapkan multiple intelligence, maka aktifitas mengajar adalah ibarat air yang mengisi ruang-ruang peserta didik. Ketika peserta didik adalah bagaikan botol, maka seorang pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan seperti botol; dan ketika peserta didik ibarat seperti gelas, maka seorang pendidik juga dituntut dapat mengikuti seperti gelas. Artinya dengan bekal multiple intelligence, aktifitas mengajar harus sesuai dengan gaya belajar setiap individu peserta didik. Mengembangkan multiple intelligence peserta didik merupakan kunci utama untuk kesuksesan masa depan peserta didik. Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari masing-masing individu, maka seorang pendidik/orangtua diharapkan dapat bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

Dengan demikian, memahami pembelajaran berbasis multiple intelligence secara umum dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memberi “ruang gerak” bagi setiap individu peserta didik untuk mengembangkan potensi kecerdasannya. Peserta didik dituntut agar dapat belajar secara menyenangkan, tidak merasa terpaksa dan memiliki motivasi yang tinggi. Pada hakikatnya, pembelajaran berbasis multiple intelligence dapat juga dimaknai sebagai pembelajaran yang membiarkan peserta didik untuk selalu kreatif mengembangkan minat dan bakat sesuai dengan kecenderungan tingkat kecerdasaannya. Macam 8 kecerdasan yang disampaikan oleh Howard Garner meliputi :

Kecerdasan Linguistik
Lazim Dijumpai Pada
• Novelis
• Penyair
• Penulis iklan
• Penulis naskah
• Orator
• Pemimpin politik
• Editor
• Jurnalis
• Penulis pidato

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Sensitif terhadap pola
• Teratur, sistematis
• Mampu beragumentasi
• Suka mendengarkan, membaca, dan menulis
• Suka drama, puisi, buku
• Mengeja dengan mudah
• Suka permainan kata
• Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele
• Mempunyai kosa kata yang kaya
• Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai menjelaskan sesuatu
Cara Mudah Dalam Belajar
• Bercerita
• Permainan ingatan nama atau tempat
• Permainan kosa kata
• Menggunakan tulisan jurnal
• Wawancara
• Mengerjakan teka-teki
• Permainan mengeja
• Buat, edit majalah kelas
• Debat
• Diskusi
• MS Word
Kecerdasan Matematis
Lazim Dijumpai Pada
• Ahli matematika
• Ilmuwan
• Sarjana
• Pemburu binatang
• Penyelidik polisi
• Pengacara
• Akuntan


Deskripsi/Ciri Yang Menonjol

• Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer
• Suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah
• Menggunakan struktur logis
• Sangat suka memecahkan masalah
• Sangat suka bereksperimen secara logis
• Suka mencatat secara teratur
• Mencatat sesuatu dengan teratur
• Mencari pola dari segala sesuatu

Cara Mudah Dalam Belajar
• Rangsang dengan kegiatan pemecahan masalah
• Permainan berhitung/komputer
• Analisa dan tafsirkan data
• Gunakan logika
• Beri eksperimen praktis
• Gunakan prediksi
• Padukan organisasi, matematika dan pelajaran lain
• Memiliki tempat untuk menghimpun semua hal
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Gunakan berpikir deduktif
• Gunakan kompouter
Kecerdasan Visual – Spasial
Lazim Dijumpai Pada
• Arsitek
• Pelukis
• Pemahat
• Navigator
• Pemain catur
• Ahli fisika
• Ahli strategi perang

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Berpikir dengan gambar
• Menggunakan citra mental
• Menggunakan metafora
• Indra konfigurasi kuat
• Suka seni, menggambar, memahat
• Mudah baca grafik, peta, diagram arah
• Mengingat berdasarkan gambar
• Memiliki indra warna hebat
• Menggunakan semua indra untuk imajinasi
• Senang mengamati
• Kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan

Cara Mudah Dalam Belajar
• Gunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer
• Buat coretan simbol
• Padukan seni dengan mata pelajaran lain
• Gunakan peta belajar atau mind map
• Lakukan visualisasi
• Nonton atau buat video
• Gunakan ekspresi wajah
• Pindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda
• Buat pengelompokkan


Kecerdasan Musikal
Lazim Dijumpai Pada
• Pemain drama
• Penggubah lagu
• Konduktor
• Penikmat musik
• Penata rekaman
• Pembuat instrumen musik
• Penyelaras piano
• Budaya tradisional (tanpa bahasa tulis)

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik
• Sensitif terhadap kekuatan musik
• Sensitif terhadap susunan musik rumit
• Bisa jadi amat spiritual
• Menyukai bunyi-bunyi dari alam
• Menikmati mendengarkan musik

Cara Mudah Dalam Belajar
• Bermain alat musik
• Belajar lewat lagu
• Gunakan konser aktif dan pasif
• Iringi dengan musik
• Bergabung dengan paduan suara
• Menulis musik
• Padukan musik dengan bidang lain
• Ubah suasana hati dengan musik
• Mengarang musik di komputer

Kecerdasan Kinestetik
Lazim Dijumpai Pada
• Penari
• Aktor
• Atlet, juara olah raga
• Penemu
• Ahli mimik/ekspresi
• Ahli bedah
• Karateka
• Pembalap
• Pekerja luar
• Montir

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol

• Memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek
• “Timing” bagus
• respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik
• belajar paling efektif dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok
• Suka melakukan olahraga fisik, bermain
• Tampil bekerja dengan tangan
• Suka menggunakan manipulasi
• Gampang mengingat apa yang dilakukan
• Bermain dengan obyek
• Resah jika diam/pasif
• Berpikir mekanis

Cara Mudah Dalam Belajar

• Gunakan latihan fisik
• Gunakan tarian, gerak dan drama
• Gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika
• Lakukan perubahan tata kelas
• Padukan gerak dengan semua mata pelajaran
• Gunakan model, mesin, lego, kerajinan tangan
• Lakukan perjalanan lapangan
• Lakukan permainan kelas
• Bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb
Kecerdasan Interpersonal
Lazim Dijumpai Pada
• Politisi
• Guru
• Pemimpin religius
• Penasehat
• Psikolog
• Penjual
• Manajer
• Relasi publik
• Orang yang senang bergaul

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol

• Kemampuan negosiasi tinggi
• Mahir berhubungan dengan orang lain
• Tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain
• Peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain
• Menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama
• Punya banyak teman
• Mampu berkomunikasi dengan baik
• Suka menengahi pertengkaran
• Suka bekerja sama
• “Membaca” situasi sosial dengan baik
• Terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat

Cara Mudah Dalam Belajar

• Belajar bersama
• Beri kesempatan untuk sosialisasi
• Kegiatan “sharing” (berbagi)
• Gunakan ketrampilan berhubungan dan komunikasi
• Permainan percakapan
• Adakan pesta dan perayaan belajar
• Permainan “cari jawaban” dari orang lain
• Kerja kelompok
• Ajari orang lain
• Gunakan sebab akibat


K
ecerdasan Intrapersonal
Lazim Dijumpai Pada
• Novelis
• Penasihat
• Orang tua bijak
• Filosof
• Guru
• Mistikus
• Orang dengan kesadaran diri dalam

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Sadar diri (kekuatan dan kelemahan)
• Paham betul akan perasaan diri
• Sensitif terhadap nilai diri
• Sensitif terhadap tujuan hidup
• Memiliki kemampuan intuitif
• Memiliki motivasi diri (instrinsik)
• Suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain
• Ingin berbeda dari orang kebanyakan
• Senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi
• Menghargai privasi dan ketenangan
• Kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri 

Cara Mudah Dalam Belajar
• Lakukan pembicaraan “dari hati ke hati”
• Lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar
• Lakukan tanya jawab
• Beri waktu untuk refleksi
• Studi mandiri
• Dengarkan intuisi anda
• Diskusikan, refleksikan atau tulis apa yang dialami dan dirasakan
• Buat catatan harian atau jurnal
• Kontrol proses belajar diri sendiri
• Ajarkan bertanya

Kecerdasan Naturalis
Lazim Dijumpai Pada
• Petani
• Aktifis Green Peace
• Ahli botani dan biologi
• Ahli lingkungan hidup

Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Mampu mengenali unsur alami
• Ingin hidup selaras dengan alam
• Punya segudang ide untuk konservasi alam
• Merasa dekat dengan alam
• Mampu ‘dekat’ dengan hewan
• Sensitif dengan tanda-tanda alam
• Peka terhadap ciri-ciri gejala alam
• Aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan

Cara Mudah Dalam Belajar
• Belajar di udara terbuka
• Langsung menggunakan materi alam (tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan)
• Hadirkan harmonisasi dengan unsur alam

Sedangkan Pancasila adalah sebagai jiwa bangsa dan negara Indonesia, sebagai kepribadian bangsa dan negara Indonesia, sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia, sebagai dasar (falsafah) negara kesatuan  republik Indonesia, sebagai sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai perjanjian luhur bangsa dan negara Indonesia (waktu mendirikan Negara Indonesia, sebagai cita-cita dan tujuan bangsa dan negara Indonesia (seperti yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945), sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa dan negara Indonesia.

Pendidikan sesuai multiple intelegence akan melahirkan generasi-generasi yang handal dibidang masing-masing dengan watak dan karakter yang sesuai dengan Pancasila yang mampu meneruskan cita-cita dan tujuan bangsa dan negara Indonesia.

Kamis, 20 April 2017

Surat Cinta Untuk Pilkada DKI Jakarta




Pilkada DKI Jakarta dan gambaran masa depan bangsa dan negara, diantara investasi yang buruk dan mimpi buruk.  Alhamdulillah gambaran hanya mimpi buruk tapi entah 100 tahun s.d 500 tahun mendatang saat jumlah penduduk semakin banyak. Mari mereview masa lalu, belajar di saat ini demi menata masa depan bangsa dan negara untuk 1000 tahun lamanya dengan berdasarkan Pancasila.
Lupakan pilkada DKI Jakarta dengan segala hiruk pikuk yang meriuh renyahkan pikiran dan menggetarkan hati nurani, mari bertanggungjawab atas pilihan kita, inilah dakwah sesungguhnya, menyampaikan dan mengawal kebenaran atas pilihan sikap kita terhadap sosok pemimpin ideal demi kemaslahatan rakyat.

Menghargai sosok yang telah berusaha yang terbaik demi kemaslahatan rakyat adalah dakwah yang sesungguhnya. Bukankah kita harus berbuat baik kepada siapapun terlebih kepada orang yang sudah berbuat baik dan terus berusaha yang terbaik demi menjalankan amanah atas nama rakyat, bangsa dan negara.

Jangan hanya nila setitik, kita lupakan susu sebelanga

Jaya Negeri Ku Indonesia

Salam cinta dari Jakarta untuk Indonesia kini dan masa depan bahkan untuk 1000 tahun lamanya.

Jumat, 18 November 2016

Visi dan misi 5 + 1









Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang Tuhan Allah SWT mengetahui setiap niat dan aktivitas yang kita lakukan dan bahwa sebagai manusia kita di persatukan di kehidupan ini dengan landasan keyakinan kepada ajaran agama. Didasarkan niat saya sebagai ketua Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia yang memiliki keinginan tercapainya visi dan misi Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia melakukan penghimpunan dana di 5 agama dan 1 keyakinan yang diakui di Indonesia, yaitu Masjid Jami Darul Al Mut’ta’ali, dan Masjid Al-Madinah di Kota Tangerang,  Gereja Santa Maria Regina di Kota Tangerang Selatan, GPIB Sangkakala di Kota Jakarta Barat DKI Jakarta, Vihara Saddhapala di Kota Jakarta Barat DKI Jakarta, Pura Dharma Sidhi di Kota Tangerang, dan Kelenteng Boen Tek Bio di Kota Tangerang.

Penghimpunan dana di 5 agama dan 1 keyakinan memiliki kisah tersendiri dari di persilakan, disiarkan nama Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia secara langsung, ditolak, diusir, diberikan surprise dana secara langsung, dan diarahkan dan diberikan masukan. Seluruh prosedur saya ikuti untuk mencapai visi dan misi dengan senantiasa meluruskan niat bahwa saya hadir dengan membawa nama Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia bukan hanya sekedar untuk uang tetapi ada visi dan misi atas diri saya mendirikan Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia yang didukung oleh rekan-rekan pengurus lainnya.

Mengenakan pakaian koko berhias merah dan berdasar putih dan celana jins putih, serta dengan pakaian yang santun dan rapi saya hadir dan berkomunikasi untuk dapat diperkenankan menghimpun dana dengan bertemu langsung dengan rakyat sebagai jamaah atau jamaat dari 5 agama dan 1 keyakinan yang diakui di Indonesia.

Pertama saya ke masjid di dekat rumah yaitu masjid At-Taqwa, saya mengajukan surat permohonan namun di tolak, kemudian saya ke gereja yang tercantum di google sebagai Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) yang berada Taman Kebun Jeruk Kembangan namun saya kesana ternyata hanya rumah biasa yang tidak berpenghuni, saya tanya warga yang kebetulan berada ditempat ternyata memang bukan gereja.
Tuntas untuk visi dan misi dengan terus semangat saya ajukan surat pengajuan ke Masjid Jami Darul Al Mut’ta’ali Alhamdulillah surat diterima dan dibacakan ketika sholat Jum’at yaitu 7 Oktober 2016 rasa bangga dan terharu menyelimuti hati dan pikiran saya saat nama Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia bergema di wilayah sekitar pasar Cipadu Kota Tangerang, berdiri dan tersenyum menaruh harapan ada yang membantu dengan memberikan dana menjadi kisah dari menghimpun dana dan alhamdulillah terkumpul dana sebesar Rp. 50.000,-

Selanjutnya saya ke gereja Protestan GPIB Sangkakala di Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat DKI Jakarta, saya berkomunikasi langsung dengan staf gereja Ibu Nina mengenai keinginan menghimpun dana untuk pencapaian visi dan misi Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia Ibu Nina menyampaikan bahwa surat akan dipelajari dan dipersilakan mengkonfirmasi 1 minggu, setelah 1 minggu saya mengkonfirmasi dengan jawaban Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia tidak diperkenankan menghimpun dana diarea gereja.

Selanjutnya di tempat-tempat ibadah lainnya saya akan lanjutkan di lain waktu…..

Semoga Allah SWT meridhoi usaha untuk berbuat yang terbaik dengan cara yang baik dan benar atas penciptaan diri kita demi bangsa dan negara Indonesia.

Kamis, 17 November 2016

Penghentian Kegiatan Bimbingan Belajar Sahabat Pelajar dari sekolah ke sekolah






Menilai dari efektifitas waktu maka kegiatan Bimbingan Belajar Sahabat Pelajar dari sekolah ke sekolah dihentikan setelah sekitar 1 tahun terlaksana meliputi 20 sekolah diwilayah DKI Jakarta, Tangerang dan Tangerang Selatan untuk jenjang SD Negeri dan SD Swasta.

Bimbingan Belajar Sahabat Pelajar berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia kini akan mempersiapkan pelaksanaan Bimbingan Belajar di mulai dari lingkungan sekitar. Kegiatan Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia antara lain penghimpunan dana untuk program beasiswa S-1, pembuatan buku, dan pendirian TK di daerah serta kunjungan pendidikan.

Semoga Allah SWT meridhoi aktivitas di Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia