Minggu, 13 Maret 2016

Pemuda Biasa dengan Berdasarkan Pancasila


Al-Kisah di lingkungan kelurahan Jurang Mangu Timur saya sebagai pemuda biasa namun sudah berkeluarga dengan dikaruniakan 2 anak, menyebutkan diri sebagai pemuda karena semangat pengabdian untuk berniat, berpikir dan berbuat nyata untuk masyarakat di lingkungan.

Hadir menempati rumah tinggal bersama keluarga 4 tahun yang lalu, awal datang mencoba memperhatikan kondisi lingkungan dari Ibu-Ibu yang bersedia hadir saat awal pembelian rumah, bapak tetangga yang mengajak mengobrol sambil membeli mie ayam dan bapak-bapak di musholla, pemuda-pemudi serta anak-anak.

“Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan, kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan” adalah lagu perjuangan idealisme pemuda untuk mewujudkan harapan dan mimpi membangun bangsa dan negara Indonesia. “Maaf, proposal ente sudah masuk ke Kemenpora, masih di goreng (dipelajari untuk disetujui)” adalah kalimat yang saya ingat saat mencari dana untuk kegiatan Karang Taruna, “Kompornya untuk saya saja ya Pak, untuk kenang-kenangan” adalah penggalan kisah kalimat dari penanggungjawab posko penanggulangan banjir. Rangkaian penggalan kisah di atas adalah gambaran perjuangan Pemuda sebagai simbol perubahan untuk berjanji bersatu berbuat nyata untuk diri sendiri dan keluarga di mulai dari  lingkungan dengan mengabdi untuk masyarakat bangsa dan negara Indonesia, demi meneruskan estafet perjalanan bangsa dan negara Indonesia.

Sebagai mantan aktivis pemuda melalui organisasi ekstrakampus, karang taruna, dan partai politik saya berusaha menerapkan idealisme perjuangan mengenai pengabdiaan untuk masyarakat di lingkungan, bersatu dengan menyatukan seluruh komponen pemuda-pemudi adalah idealisme kebermanfaatan hidup yang terwujud melalui media sosial facebook.

Memperhatikan kondisi pemuda di lingkungan dari duduk-duduk minum kopi santai dipinggir kuburan, begadang sampai sekitar pukul 02.00 hampir setiap malam, duduk-duduk menatap hamparan tempat pembuangan sampah, duduk-duduk santai di warteg, duduk-duduk santai di teras rumah, dengan idealisme pemuda dalam diri saya, saya berpikir untuk mengarahkan pemuda di lingkungan dengan mendirikan organisasi Karang Taruna, pembuatan administrasi organisasi seperti proposal, formulir, draf program kerja, notulensi rapat, undangan ke Rt dan undangan untuk pemuda, kegiatan seperti kerja bakti sudah terancang di program kerja dengan harapan dapat menunjang kemajuan lingkungan.

Mengawali dengan hadir ke Rt untuk memohon izin untuk mendirikan Karang Taruna dan izin mengadakan rapat, setelah mendapat izin saya mengundang pemuda di lingkungan Rt. 001 Rw. 05 Kel. Jurang Mangu Timur untuk hadir rapat pendirian Karang Taruna, namun karena gerimis tidak ada yang bisa hadir, berselang dua minggu kembali mengadakan rapat namun tidak juga ada yang bisa hadir karena alasan berhalangan hadir, karena dua kali mengundang rapat tidak ada yang hadir saya memutuskan untuk tidak mendirikan Karang Taruna di lingkungan Rt. 001 Rw. 05 Kel. Jurang Mangu Timur. Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

Tidak dapat mengajak pemuda-pemudi untuk mendirikan Karang Taruna, dengan tetap didasari idealisme atas penciptaan diri saya, yang ingin mengabdikan diri untuk bangsa dan negara atas penciptaan diri saya demi kebermanfaatan hidup sebagai warganegara di lingkungan, saya berusaha mendirikan Yayasan Aku Cinta Indonesia dengan melalui permohonan izin ke Rt dalam bentuk kegiatan pembuatan buletin, rumah baca, ruang TIK, taman bermain dan bimbingan belajar. Pembuatan buletin berisi mengenai parenting yang saya bagikan ke rumah-rumah dan ke masjid, Rumah baca menyediakan buku-buku bacaan untuk anak-anak dan dewasa, ruang TIK menyediakan rental program Microsoft Office untuk anak-anak dan remaja belajar Microsoft Word dan Excel untuk mereka menyiapkan diri demi masa depan dan sarana internet untuk searching data, dan bermain media sosial, serta taman bermain yang menjadikan mainan anak-anak saya untuk dipinjamkan sementara untuk bermain anak-anak mencoba mainan baru di sekitar lingkungan rumah, sementara anak yang pertama berada di rumah bapak dan ibu mertua dan mengadakan kegiatan bimbingan belajar untuk anak-anak yang memiliki kemauan atas seizin orang tua atau karena kemauan inisiatif sendiri untuk meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal. Kegiatan melalui Yayasan Aku Cinta Indonesia terlaksana dengan baik walau hanya berlangsung sekitar 6 bulan.

Menyusuri jalan menuju masjid saat sholat Magrib, terkadang saya menengak-nengok untuk sekedar mengetahui kondisi lingkungan yang sebatas saya mengetahui ada banyak pemuda-pemudi yang berada di rumah namun tidak bersedia mengaktualisasikan diri melalui organisasi pemuda di lingkungan mungkin karena butuh penggerak.

Namun di saat perayaan acara 17 Agustus 2015, saya sebagai pemuda merasa senang dan bangga karena banyak pemuda-pemudi di sekitar lingkungan yang ternyata bersedia mengabdikan diri, seluruh rangkaian acara dalam rangka memeriahkan HUT RI Ke-70 dapat terlaksana dengan baik dari sepeda hias, lomba-lomba seperti taruh bendera sampai panggung hiburan. Kerjasama panitia pemuda-pemudi di HUT RI Ke-70 terlihat menumbuhkan optimisme akan solidaritas kebersamaan untuk bersama-sama memajukan lingkungan demi anak-anak di lingkungan sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia.

Kemudian saya berpikir mengenai Pancasila sebagai landasan, sumber segala sumber hukum, dan falsafah bangsa dan negara yang mampu menyatukan seluruh pemuda-pemudi di Indonesia, sebagai jati diri bangsa dan negara Indonesia, sebagai ideologi yang mampu menjembatani untuk membentuk tatanan dunia baru, menjadi kebanggaan untuk bukan hanya pemuda-pemudi namun menjadi kebanggaan seluruh komponen rakyat bangsa dan negara Indonesia.

Bersatu bekerjasama untuk Pembangunan Nasional berbasis Pembangunan Daerah di mulai dari lingkungan menjadi point penting sebagai pemuda-pemudi ditiap-tiap wilayah dengan memetakan kekuatan wilayah masing-masing dengan kesejahteraan untuk sehat dan berbahagia membina keluarga demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

Kini saya sedang berusaha mendirikan Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia dengan visi menjadi yayasan pendidikan yang berperan aktif memfasilitasi peserta didik untuk belajar sesuai jenjang pendidikan masing-masing demi pencapaian tujuan pembangunan nasional melalui bidang pendidikan untuk tercapainya cita-cita generasi Pancasila sebagai penerus bangsa dan negara Indonesia, dan misi 1.Menyelenggarakan sistem pendidikan sesuai Pancasila dan UUD 1945, 2. Membina generasi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 3. Melahirkan dan membentuk generasi berjiwa nasionalis sejati, 4. Mengembangkan generasi dengan karakter adil dan beradab, 5. Mendorong terwujudnya generasi yang modern di era millenium sesuai visi yayasan, 6. Membentuk dan menjaga generasi dengan semangat persatuan dan kesatuan, 7. Melahirkan dan membentuk generasi yang mengedepankan musyawarah untuk mufakat, 8. Menjaga kesinambungan pembentukan karakter generasi bangsa dan negara Indonesia untuk anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia. Sampai pada tahap ini saya masih dalam proses melengkapi kepengurusan Yayasan Pendidikan Generasi Indonesia berharap semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap aktivitas kebermanfaatan hidup saya.

Tetap bersemangat dengan bersyukur berbuat baik dan benar untuk senantiasa memperbaiki diri untuk memberi kebermanfaatan, komitmen atas jalan kebenaran Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT untuk membangun bangsa dan negara, dan santai untuk cita-cita demi diri kita bersama keluarga untuk anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia.

Young man our Future in your hand, from your heart from we are mind for Indonesia generation. Come commitment for belief always with God Allah SWT.