Kecerdasan
merupakan salah hal yang penting dalam dunia pendidikan, namun seringkali
kecerdasan masih dipahami secara parsial oleh sebagian kaum pendidik. Kecerdasan
hanya diidentikan pada tingginya nilai akademik atau tingginya IQ seseorang.
Dimyati Mahmud menyatakan bahwa sebenarnya pendapat yang menjelaskan bahwa
kecerdasan orang-orang itu berbeda satu sama lain adalah sudah sejak lama. Dua
ribu tahun yang lalu, Plato sudah membahas tentang hal ini. Sesungguhnya setiap
anak dilahirkan cerdas dengan membawa potensi dan keunikan masing-masing yang
memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas.
Setiap peserta didik memiliki perbedaan atau keunikannya masing-masing, jika perbedaan atau keunikan tersebut kurang diperhatikan, maka banyak peserta didik akan mengalami kesulitan belajar. Memahami akan perbedaan yang terdapat dalam diri setiap peserta didik, maka pembelajaran dituntut untuk mampu mengakomodir keunikan tiap peserta didik untuk menghasilkan perkembangan yang sempurna.
Namun, kebanyakan proses pembelajaran di kelas masih diselenggarakan dengan menggunakan asumsi bahwa setiap peserta didik itu identik. Artinya, dalam proses pembelajaran pendidik tidak mempedulikan keunikan gaya belajar tiap peserta didik. Hal ini diperkuat lagi oleh kenyataan, bahwa dalam pembelajarannya para pendidik cenderung melaksanakan gaya pengajaran tradisional yang bersifat behavioristis. Pembelajaran yang mengabaikan keunikan gaya belajar peserta didik akan memberikan lingkungan yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar peserta didik, bahkan gaya tradisional tersebut sangat potensial mengakibatkan peserta didik tidak nyaman dalam belajar.
Adalah Howard Gardner mengenalkan Teori Multiple
Intelligences yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi delapan kemampuan
intelektual. Yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis, kecerdasan
visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Teori
tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuan intelektual yang diukur
melalui tes IQ sangatlah terbatas, karena tes IQ hanya menekan pada kemampuan
logika (matematika) dan bahasa. Padahal setiap orang mempunyai cara yang unik
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Kecerdasan bukan hanya dilihat
dari nilai yang diperoleh seseorang.
Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Kemudian tahun 1999 Gardner menemukan jenis kecerdasan baru, kecerdasan kesembilan dalam teorinya, yang ia namakan kecerdasan eksistensial. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya.
Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain. Kemudian tahun 1999 Gardner menemukan jenis kecerdasan baru, kecerdasan kesembilan dalam teorinya, yang ia namakan kecerdasan eksistensial. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya.
Dengan menerapkan multiple intelligence, maka aktifitas mengajar adalah ibarat
air yang mengisi ruang-ruang peserta didik. Ketika peserta didik adalah bagaikan
botol, maka seorang pendidik dituntut untuk mampu menyesuaikan seperti botol;
dan ketika peserta didik ibarat seperti gelas, maka seorang pendidik juga
dituntut dapat mengikuti seperti gelas. Artinya dengan bekal multiple
intelligence, aktifitas mengajar harus sesuai dengan gaya belajar setiap individu
peserta didik. Mengembangkan multiple intelligence peserta didik merupakan
kunci utama untuk kesuksesan masa depan peserta didik. Dengan mempertimbangkan
dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari masing-masing individu,
maka seorang pendidik/orangtua diharapkan dapat bertindak secara arif dan
bijaksana dalam memilih gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar peserta
didik.
Dengan demikian, memahami pembelajaran berbasis multiple intelligence secara umum dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memberi “ruang gerak” bagi setiap individu peserta didik untuk mengembangkan potensi kecerdasannya. Peserta didik dituntut agar dapat belajar secara menyenangkan, tidak merasa terpaksa dan memiliki motivasi yang tinggi. Pada hakikatnya, pembelajaran berbasis multiple intelligence dapat juga dimaknai sebagai pembelajaran yang membiarkan peserta didik untuk selalu kreatif mengembangkan minat dan bakat sesuai dengan kecenderungan tingkat kecerdasaannya. Macam 8 kecerdasan yang disampaikan oleh Howard Garner meliputi :
Kecerdasan Linguistik
Lazim Dijumpai Pada
•
Novelis
• Penyair
• Penulis iklan
• Penulis naskah
• Orator
• Pemimpin politik
• Editor
• Jurnalis
• Penulis pidato
• Penyair
• Penulis iklan
• Penulis naskah
• Orator
• Pemimpin politik
• Editor
• Jurnalis
• Penulis pidato
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
•
Sensitif terhadap pola
• Teratur, sistematis
• Mampu beragumentasi
• Suka mendengarkan, membaca, dan menulis
• Suka drama, puisi, buku
• Mengeja dengan mudah
• Suka permainan kata
• Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele
• Mempunyai kosa kata yang kaya
• Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai menjelaskan sesuatu
Cara Mudah Dalam Belajar• Teratur, sistematis
• Mampu beragumentasi
• Suka mendengarkan, membaca, dan menulis
• Suka drama, puisi, buku
• Mengeja dengan mudah
• Suka permainan kata
• Punya ingatan tajam pada hal-hal sepele
• Mempunyai kosa kata yang kaya
• Pembicara publik dan tukang debat andal, fasih dan ekspresif, pandai menjelaskan sesuatu
•
Bercerita
• Permainan ingatan nama atau tempat
• Permainan kosa kata
• Menggunakan tulisan jurnal
• Wawancara
• Mengerjakan teka-teki
• Permainan mengeja
• Buat, edit majalah kelas
• Debat
• Diskusi
• MS Word
Kecerdasan Matematis• Permainan ingatan nama atau tempat
• Permainan kosa kata
• Menggunakan tulisan jurnal
• Wawancara
• Mengerjakan teka-teki
• Permainan mengeja
• Buat, edit majalah kelas
• Debat
• Diskusi
• MS Word
Lazim Dijumpai Pada
• Ahli matematika
• Ilmuwan
• Sarjana
• Pemburu binatang
• Penyelidik polisi
• Pengacara
• Akuntan
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Suka berpikir abstrak, penjelasan logis, mengerjakan teka-teki, berhitung, komputer
• Suka pada ketepatan, teratur, langkah demi langkah
• Menggunakan struktur logis
• Sangat suka memecahkan masalah
• Sangat suka bereksperimen secara logis
• Suka mencatat secara teratur
• Mencatat sesuatu dengan teratur
• Mencari pola dari segala sesuatu
Cara Mudah Dalam Belajar
• Rangsang dengan kegiatan
pemecahan masalah
• Permainan berhitung/komputer
• Analisa dan tafsirkan data
• Gunakan logika
• Beri eksperimen praktis
• Gunakan prediksi
• Padukan organisasi, matematika dan pelajaran lain
• Memiliki tempat untuk menghimpun semua hal
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Gunakan berpikir deduktif
• Gunakan kompouter
Kecerdasan Visual – Spasial• Permainan berhitung/komputer
• Analisa dan tafsirkan data
• Gunakan logika
• Beri eksperimen praktis
• Gunakan prediksi
• Padukan organisasi, matematika dan pelajaran lain
• Memiliki tempat untuk menghimpun semua hal
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Biarkan segala sesuatu diselesaikan secara bertahap
• Gunakan berpikir deduktif
• Gunakan kompouter
Lazim Dijumpai Pada
• Arsitek
• Pelukis
• Pemahat
• Navigator
• Pemain catur
• Ahli fisika
• Ahli strategi perang
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Berpikir dengan gambar
• Menggunakan citra mental
• Menggunakan metafora
• Indra konfigurasi kuat
• Suka seni, menggambar, memahat
• Mudah baca grafik, peta, diagram arah
• Mengingat berdasarkan gambar
• Memiliki indra warna hebat
• Menggunakan semua indra untuk imajinasi
• Senang mengamati
• Kecerdasan visual-spasial tidak selalu muncul bersamaan
Cara Mudah Dalam Belajar
• Gunakan gambar, diagram, peta, warna, grafik komputer
• Buat coretan simbol
• Padukan seni dengan mata pelajaran lain
• Gunakan peta belajar atau mind map
• Lakukan visualisasi
• Nonton atau buat video
• Gunakan ekspresi wajah
• Pindah ruangan untuk mendapat perspektif yang berbeda
• Buat pengelompokkan
Kecerdasan Musikal
Lazim Dijumpai Pada
• Pemain drama
• Penggubah lagu
• Konduktor
• Penikmat musik
• Penata rekaman
• Pembuat instrumen musik
• Penyelaras piano
• Budaya tradisional (tanpa bahasa tulis)
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Sensitif terhadap nada, irama dan wahana musik
• Sensitif terhadap kekuatan musik
• Sensitif terhadap susunan musik rumit
• Bisa jadi amat spiritual
• Menyukai bunyi-bunyi dari alam
• Menikmati mendengarkan musik
Cara Mudah Dalam Belajar
• Bermain alat musik
• Belajar lewat lagu
• Gunakan konser aktif dan pasif
• Iringi dengan musik
• Bergabung dengan paduan suara
• Menulis musik
• Padukan musik dengan bidang lain
• Ubah suasana hati dengan musik
• Mengarang musik di komputer
Kecerdasan Kinestetik
Lazim Dijumpai Pada
• Penari
• Aktor
• Atlet, juara olah raga
• Penemu
• Ahli mimik/ekspresi
• Ahli bedah
• Karateka
• Pembalap
• Pekerja luar
• Montir
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Memiliki daya kontrol yang baik terhadap tubuh dan obyek
• “Timing” bagus
• respons/refleks terlatih terutama terhadap lingkungan fisik
• belajar paling efektif dengan bergerak dan melibatkan diri dengan kelompok
• Suka melakukan olahraga fisik, bermain
• Tampil bekerja dengan tangan
• Suka menggunakan manipulasi
• Gampang mengingat apa yang dilakukan
• Bermain dengan obyek
• Resah jika diam/pasif
• Berpikir mekanis
Cara Mudah Dalam Belajar
• Gunakan latihan fisik
• Gunakan tarian, gerak dan drama
• Gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika
• Lakukan perubahan tata kelas
• Padukan gerak dengan semua mata pelajaran
• Gunakan model, mesin, lego, kerajinan tangan
• Lakukan perjalanan lapangan
• Lakukan permainan kelas
• Bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb
Kecerdasan Interpersonal• Gunakan tarian, gerak dan drama
• Gunakan manipulasi dalam ilmu alam, matematika
• Lakukan perubahan tata kelas
• Padukan gerak dengan semua mata pelajaran
• Gunakan model, mesin, lego, kerajinan tangan
• Lakukan perjalanan lapangan
• Lakukan permainan kelas
• Bertepuk, ketukan kaki, loncat, dsb
Lazim Dijumpai Pada
• Politisi
• Guru
• Pemimpin religius
• Penasehat
• Psikolog
• Penjual
• Manajer
• Relasi publik
• Orang yang senang bergaul
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Kemampuan negosiasi tinggi
• Mahir berhubungan dengan orang lain
• Tertarik pada pikiran dan perasaan orang lain
• Peka terhadap reaksi dan suasanan hati orang lain
• Menikmati berada di tengah banyak orang dan kegiatan bersama
• Punya banyak teman
• Mampu berkomunikasi dengan baik
• Suka menengahi pertengkaran
• Suka bekerja sama
• “Membaca” situasi sosial dengan baik
• Terlibat aktif dalam kegiatan masyarakat
Cara Mudah Dalam Belajar
• Belajar bersama
• Beri kesempatan untuk sosialisasi
• Kegiatan “sharing” (berbagi)
• Gunakan ketrampilan berhubungan dan komunikasi
• Permainan percakapan
• Adakan pesta dan perayaan belajar
• Permainan “cari jawaban” dari orang lain
• Kerja kelompok
• Ajari orang lain
• Gunakan sebab akibat
Kecerdasan Intrapersonal
Lazim Dijumpai Pada
• Novelis
• Penasihat
• Orang tua bijak
• Filosof
• Guru
• Mistikus
• Orang dengan kesadaran diri dalam
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Sadar diri (kekuatan dan kelemahan)
• Paham betul akan perasaan diri
• Sensitif terhadap nilai diri
• Sensitif terhadap tujuan hidup
• Memiliki kemampuan intuitif
• Memiliki motivasi diri (instrinsik)
• Suka menyendiri, senang bekerja terpisah dari orang lain
• Ingin berbeda dari orang kebanyakan
• Senang merenungkan dan mengambil kesimpulan dari masa lalu pribadi
• Menghargai privasi dan ketenangan
• Kecakapan inti dari kecerdasan ini adalah kemampuan mengakses sisi batiniah diri
Cara Mudah Dalam Belajar
• Lakukan pembicaraan “dari hati ke hati”
• Lakukan pengembangan diri untuk mendobrak rintangan belajar
• Lakukan tanya jawab
• Beri waktu untuk refleksi
• Studi mandiri
• Dengarkan intuisi anda
• Diskusikan, refleksikan atau tulis apa yang dialami dan dirasakan
• Buat catatan harian atau jurnal
• Kontrol proses belajar diri sendiri
• Ajarkan bertanya
Kecerdasan Naturalis
Lazim Dijumpai Pada
• Petani
• Aktifis Green Peace
• Ahli botani dan biologi
• Ahli lingkungan hidup
Deskripsi/Ciri Yang Menonjol
• Mampu mengenali unsur alami
• Ingin hidup selaras dengan alam
• Punya segudang ide untuk konservasi alam
• Merasa dekat dengan alam
• Mampu ‘dekat’ dengan hewan
• Sensitif dengan tanda-tanda alam
• Peka terhadap ciri-ciri gejala alam
• Aktif dalam kegiatan menjaga lingkungan
Cara Mudah Dalam Belajar
• Belajar di udara terbuka
• Langsung menggunakan materi alam (tumbuhan, bebatuan, binatang peliharaan)
• Hadirkan harmonisasi dengan unsur alam
Sedangkan Pancasila adalah sebagai jiwa bangsa dan
negara Indonesia, sebagai kepribadian bangsa dan negara Indonesia, sebagai pandangan
hidup bangsa dan negara Indonesia, sebagai dasar (falsafah) negara
kesatuan republik Indonesia, sebagai
sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia, sebagai perjanjian luhur bangsa dan negara Indonesia (waktu
mendirikan Negara Indonesia, sebagai cita-cita dan tujuan bangsa dan negara
Indonesia (seperti yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945), sebagai
falsafah hidup yang mempersatukan bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan sesuai multiple intelegence akan melahirkan generasi-generasi yang handal dibidang masing-masing dengan watak dan karakter yang sesuai dengan Pancasila yang mampu meneruskan cita-cita dan tujuan bangsa dan negara Indonesia.