Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara
makro ditahun 2012 relatif stabil. Menurut Ekonom Indef (Institute for
Development of Economics and Finance), Didik J Rachbini hal tersebut ditandai
dengan pertumbuhan ekonomi diatas 6 persen dengan tingkat inflasi yang
tergolong moderat di angka 4,32 persen per November 2012, serta cadangan devisa
mencapai 110,29 juta dollar Amerika Serikat per Oktober 2012. Hal tersebut memunculkan optimisme akan
harapan Indonesia dimasa mendatang menjadi negara maju. Bahkan lembaga McKinsey Global Institute memprediksi Indonesia di tahun
2030 akan menjadi negara maju dengan urutan ke 7 dunia.
Harapan untuk Indonesia menjadi negara maju di tahun 2030
harus disambut dengan penuh optimisme. Berdasarkan hasil studi lembaga McKinsey
Global Institute Indonesia akan mengalami pertumbuhan kelas menengah dari 45 juta tahun ini menjadi 135
juta pada tahun 2030. Ini menandakan akan terdapat 90 juta konsumen baru yang
membutuhkan ketersediaan beragam barang dan jasa dengan demikian pemerintah
perlu mendorong tumbuhnya wirausahawan-wirausahawan baru untuk memenuhi
permintaan pasar, tumbuhnya wirausahawan baru akan menguatkan pondasi
perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 dari
sektor pertanian menurut Didik J Rachbini hanya tumbuh 4,27 pertanian hal ini
disayangkan karena mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.
Artinya terjadi pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 tidak menyentuh masyarakat
yang berprofesi sebagai petani sehingga terjadi ketimpangan antara kelas atas
dan bawah. Namun jika asumsi seluruh sistem pertanian berjalan baik berdasarkan
proyeksi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), petani di Indonesia akan mampu
memproduksi 197 juta ton padi pada tahun 2030 dengan kebutuhan dalam negeri 180
juta ton artinya masih terdapat surplus, dengan asumsi tersebut terdapat
harapan akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani di tahun 2030 dengan
catatan seluruh sistem pertanian berjalan baik dan bagian tugas pemerintah
untuk memastikan sistem pertanian berjalan baik.
Pertumbuhan ekonomi juga ditunjang dari pengelolaan sumber
daya alam yang terdapat di Indonesia untuk digunakan sebesar-besarnya bagi
kepentingan rakyat, bangsa dan negara juga dalam menunjang ketercapaian
Indonesia maju tahun 2030. Kekayaan sumber daya alam Indonesia antara lain
penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia)
juga produsen timah terbesar kedua, Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral
Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan memiliki species ikan hiu
terbanyak di dunia (150 species),
Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu
cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet alam
(Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), Indonesia merupakan
penghasil terbesar kayu lapis, yaitu sekitar 80% di pasar dunia, dan Indonesia
merupakan penghasil emas terbesar di dunia.
Pancasila dan UUD 1945 merupakan nilai positif yang
dimiliki Indonesia dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia
disegala bidang kehidupan. Ke depan menyongsong masa Indonesia maju tahun 2030
diperlukan kualitas sumber daya manusia Utama yang berkarakter kuat, tegas,
religius, memiliki integritas, mencintai dan dicintai rakyat, cinta terhadap
bangsa dan negara, berani mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan
bangsa dan negara.
Indonesia 2030
dan TNI AL
Indonesia raya saat ini merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, dan dengan luas perairan 93
ribu km² dan panjang pantai sekitar 81 ribu km² atau hampir 25% panjang pantai
di dunia. Berdasarkan data Indonesia Maritime potensi ekonomi
kelautan Indonesia diperkirakan mencapai Rp. 7.200 triliun per tahun atau enam
kali lipat dari APBN 2011 (Rp 1.299 T) dan satu setengah kali PDB saat ini (Rp
5.000 T). Selanjutnya, menurut data dari Departemen Kelautan dan Perikanan
total nilai ekonomi semua potensi ikan mencapai US$ 82 miliar pertahun.
Potensi ekonomi
kelautan Indonesia yang sangat luar biasa perlu dijaga oleh negara. Potensi kelautan yang dimiliki Indonesia
sangat rentan terhadap pembajakan, pencurian ikan, pembuangan limbah oleh kapal
asing, trafficking, penyelundupan narkoba, nelayan pelintas batas hingga
persengketaan perbatasan dengan negara tetangga merupakan permasalahan yang
ditemukan oleh TNI AL. Sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan NKRI diwilayah
laut, TNI AL harus mampu menunjukkan bahwa kekuatannya mampu menanggulangi
seluruh gangguan terhadap keutuhan wilayah Indonesia.
TNI sebagai salah
satu komponen negara disebutkan dalam pasal 9 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004
menyebutkan bahwa tugas TNI AL antara lain melaksanakan tugas TNI matra laut
dibidang pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut
yuridiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan internasional,
melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan
politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah, melaksanakan tugas TNI
dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut, dan melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Menyongsong
Indonesia sebagai negara maju di tahun 2030 maka Indonesia harus memiliki
angkatan laut yang kuat, handal dan disegani, dan untuk mewujudkan diperlukan
kemauan dan dorongan dari lembaga eksekutif dan lembaga legislatif terkait
peraturan dan anggaran. Kebijakan mengenai anggaran untuk TNI angkatan laut
harus menyentuh pada pemerhatian kesejahteraan anggota TNI, penambahan jumlah
angota TNI, juga pengadaan alutsista modern dan canggih.
Akhirnya untuk
menuju Indonesia maju tahun 2030 diperlukan TNI yang tidak hanya kuat dari
persenjataan, sejahtera dari sisi ekonomi namun juga anggota TNI yang cinta
bangsa dan negara, TNI yang kuat, berani, taat terhadap pimpinan, disiplin,
pantang menyerah, senantiasa bekerja keras, cinta rakyat, dan menjaga
kehormatan diri, bangsa dan negara.
Mohon doa dan dukungan untuk Mem-Vote saya di :
http://www.75tahuncapkakitiga.com/detail_cerita.php?idc=928
Tidak ada komentar:
Posting Komentar