Peningkatan
Keterampilan Problem Solving Siswa Melalui Pendekatan Trading Place Pada Proses
Pembelajaran di Kelas XI SMU Bangun Bangsa
BAB
I
PENDAHULUAN
C. LATAR BELAKANG
Perlu kita sadari bahwa di dalam hidup selalu dihiasi
berbagai masalah baik masalah yang datang dari diri kita maupun dari luar kita,
sesuai pengertian tentang hidup bahwa hidup adalah masalah.
Masalah tidak hanya dialami atau menjadi bagian dari
kehidupan orang dewasa. Setiap usia mengalami permasalahan masing-masing,
sesuai dengan kehidupan yang sedang dialaminya.
Masalah atau problem yang dialami seseorang berbeda
dengan orang lain. Masalah yang dihadapi oleh seorang pemimpin berbeda dengan
masalah yang dihadapi oleh seorang sarjana. Berbeda pula oleh seseorang sebagai
pribadi dengan seseorang sebagai pemimpin atau anggota organisasi.
Masalah dapat digambarkan sebagai suatu keadaan
(terlihat atau tidak terlihat) dimana antara yang diharapkan dengan kenyataan
tidak sesuai. Antara apa yang diharapkan dengan kenyataan tidak sesuai. Atau adanya
hambatan antara yang diinginkan dengan keadaan sebenarnya.
Didalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dengan
berbagai permasalahan yang timbul didalamnya. Khususnya permasalahan yang pasti
dirasakan dan dialami oleh setiap siswa. Baik dalam proses pendidikan yang
mereka jalani maupun proses kehidupan yang mereka alami.
Dalam setiap permasalahan yang dialami, tentunya ada
keinginan setiap individu untuk dapat segera mengatasi dan mendapatkan solusi
atau pemecahan yang terbaik dan paling efektif. Begitu pula dengan para siswa
ketika mereka harus berhadapan dengan suatu permasalahan. Dalam hal ini
tentunya dibutuhkan suatu keterampilan yang baik didalam menyelesaikannya. Hal
tersebut biasa disebut dengan Problem
Solving (Pemecahan Masalah). Tetapi didalam pemecahan masalah tersebut
setiap siswa belum tentu dapat dengan mudah melalui tahapan-tahapan hingga
permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas menyebabkan penulis memiliki
keinginan untuk melakukan penilitian berupa peningkatan keterampilan problem
solving siswa melalui pendekatan trading place pada proses pembelajaran.
D. PERUMUSAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
a. Apakah dengan pendekatan Trading Place dapat membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan problem solving?
b. Seberapa efektifkah pendekatan Trading Place dapat digunakan dalam
mengajarkan bimbingan konseling untuk siswa?
2. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan
keterampilan problem solving pada siswa di kelas XI SMU Muhammadiyah 18
Jakarta.
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini ditujukan
untuk mengetahui seberapa besar manfaat Trading Place untuk meningkatkan
keterampilan problem solving yaitu dengan cara memperkenalkan dan mengajarkan
mata pelajaran bimbingan konseling diselingi dengan metode Trading Place .
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini
adalah :
a.
Memudahkan siswa dalam meningkatkan keterampilan
problem solving
b.
Melatih siswa untuk mendapatkan solusi yang baik dalam
menghadapi masalah
c.
Mengetahui apakah problem solving memiliki manfaat
dalam memberikan solusi yang baik dalam setiap masalah yang dihadapi.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Siswa
Melatih keterampilan problem solving dengan
menggunakan pendekatan Trading
Place
2. Bagi Guru
Sebagai bahan kajian untuk mencari tahu apakah pendekatan Trading Place cocok
digunakan untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan problem solving
G. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Classroom Action Reaserch (metodologi Penelitian Tindakan Kelas).
H. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Trading Place
Dalam Website http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi
pembelajan-active-learning/ Pendekatan trading place (pusat-pusat
perdagangan) merupakan merupakan model
pembelajaran aktif yang disajikan oleh Silberman. Pendekatan ini memungkinkan
peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan
gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah.
Dalam pendekatan trading place terdapat lima prosedur
yaitu : (1) Beri peserta didik satu atau dua catatan-catatan post it (tentukan
apakah kegiatan tersebut akan berjalan lebih baik dengan membatasi para peserta
didik terhadap sebuah atau beberapa kontribusi), (2) Mintalah peserta didik
untuk menulis dalam catatan mereka salah satu dari hal berikut : a. Sebuah
nilai yang mereka pegang, b. Sebuah pengalaman yang telah mereka miliki saat
ini, c. Sebuah ide atau solusi kreatif terhadap sebuah problema yang telah anda
tentukan, d. Sebuah pertanyaan yang mereka miliki mengenai persoalan dari mata
pelajaran, e. Sebuah opini yang mereka pegang tentang sebuah topik pilihan
anda, , f. Sebuah fakta tentang mereka sendiri atau persoalan pelajaran. (3)
Mintalah peserta didik menaruh (menempelkan) catatan tersebut pada pakaian mereka
dan mengelilingi ruangan dengan atau sambil membaca tiap catatan milik peserta
yang lain. (4) Kemudian, suruhlah para peserta didik berkumpul sekali lagi dan
mengasosiasikan sebuah pertukaran catatan-catatan yang telah diletakkan pada
tempatnya (trade of post-it notes) satu sama lain. Pertukaran itu hendaknya
didasarkan pada sebuah keinginan untuk memiliki sebuah nilai, pengalaman, ide,
pertanyaan opini atau fakta tertentu dalam waktu yang singkat. Buatlah aturan
bahwa semua pertukaran harus menjadi dua jalan. Doronglah peserta didik untuk
membuat sebanyak mungkin pertukaran yang mereka sukai. (5) Kumpulkan kembali
kelas tersebut dan mintalah peserta didik berbagi pertukaran apa yang mereka
buat dan mengapa demikian (misalnya. Mita :”Saya menukar catatan dangan Soraya
karena dia telah membuat catatan tentang perjalan ke Eropa Timur. Saya menukai
perjalanan kesana karena saya mempunyai nenek moyang yang berasal dari Hongaria
dan Ukraina.
2. Pengertian
Problem Solving
Secara bahasa, problem dan solving berasal dari bahasa Inggris. Problem artinya masalah, sementara solving (kata dasarnya to
solve) bermakna pemecahan. Dengan demikian, problem solving dapat kita artikan dengan ‘pemecahan masalah’. Problem Solving adalah suatu ilmu dalam
manajemen organisasi yang dipergunakan oleh para pemimpin dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan yang ada dalam organisasi yang di pimpinnya (http://musriadi.multiply.com/journal/item/37).
Dalam
Modul Bimbingan Dan Konseling Pengembangan Diri untuk SMA kelas XI (Tim Musyawarah
Guru Pembimbing SMA DKI Jakarta. 2006: 66) dijelaskan bahwa problem solving
adalah suatu pendekatan dalam menghadapi masalah. Problem solving juga
merupakan suatu prsedur yang didalamnya terdapat langkah-langkah yang harus
diikuti dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi seseorang atau suatu
organisasi.
Sedangkan menurut Hunsaker, 2005 dalam http://sarengbudi.web.id/wp-content/uploads/problem-solving.doc pemecahan masalah didefinisikan
sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi
antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005).
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision
making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah
alternatif yang tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak
tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan.
Berdasarkan beberapa definisi yang diuraikan diatas maka dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa problem solving adalah suatu langkah-langkah yang dapat
diambil untuk memecahkan suatu masalah.
Didalam Modul Bimbingan Dan Konseling Pengembangan
Diri untuk SMA kelas XI (Tim Musyawarah Guru Pembimbing SMA DKI Jakarta. 2006:
69-70) diuraikan lima langkah yang harus dipahami dalam problem solving, yaitu
: (1) Merumuskan masalah, (2) Analisa sebab akibat, (3) Menghimpun alternative
pemecahan, (4) Memilih alternative yang paling tepat, (5) Melaksanakan pilihan
dalam bentuk kegiatan terencana.
I. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kelas XI SMU Muhammadiyah
18 Jakarta tahun ajaran 2008-2009 dengan jumlah obyek penelitian sebanyak 40
orang. Penelitian akan dilaksanakan dengan 2 (dua) siklus.
Siklus I
a. Rencana Tindakan
Pada setiap pelajaran bimbingan konseling dengan pembahasan materi
Problem solving, mempersiapkan waktu sekitar beberapa menit diakhir pelajaran
untuk menerapkan pendekatan trading place dengan langkah-langkah seperti yang
telah diuraikan sebelumnya, menyiapkan kertas-kertas untuk dibagikan kepada
peserta didik sebagai pendukung, menyusun angket dan lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru memberikan penjelasan dan pemahaman kepada siswa mengenai materi
problem solving. Setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan
siswa mengajukan pertanyaan. Kemudian masuk pada aktivitas pendekatan Trading Place ,
sambil diadakan observasi. Setelah itu tindakan selanjutnya adalah siswa
diberikan selebaran angket untuk diisi dan dimintai pendapatnya.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung
dan semua temuan dalam penelitian dicatat oleh peneliti
d. Refleksi
Pada akhir siklus I (satu) diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang didapatkan
baik dari angket maupun hasi dari observasi.
Siklus II
a. Rencana Tindakan
Pada siklus ke 2 (dua) melanjutkan aktivitas kegiatan seperti pada siklus
1 (satu) dengan penambahan yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk
lebih banyak mengutarakan masalah-masalah yang dimilikinya untuk bersama-sama
dipecahkan dengan menggunakan pendekatan Trading place.
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru melanjutkan menjelaskan materi problem solving yang belum selesai,
kemudian memberikan kesempatan peserta didik untuk mengutarakan apa yang
menjadi permasalahannya untuk di selesaikan bersama-sama dengan mengpraktekan
pendekatan yang telah di ajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kemudian
pada akhir penelitian peserta didik kembali diberikan angket, untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik dapat merasakan menfaat dari pendekatan yang telah
diberikan.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan semua temuan dicatat oleh peneliti
d. Refleksi
Pada akhir siklus 2 (dua) diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang
didapatkan baik dari angket maupun catatan observasi
J. JADWAL PENELITIAN
NO
|
JENIS KEGIATAN
|
WAKTU (BULAN)
|
|||||
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGT
|
||
1
|
Persiapan
Penelitian
|
V
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan
Penelitian
|
|
V
|
V
|
V
|
V
|
|
3
|
Penyusunan
Laporan
|
|
|
|
|
V
|
|
4
|
Penyerahan
Laporan
|
|
|
|
|
|
V
|
|
|
|
|
|
|
|
|
K. DAFTAR PUSTAKA
·
Hartono. (2008). Strategi Pembelajaran Active
Learning. Online, http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi
pembelajan-active-learning/. Diakses tanggal 7 Juni 2008
· Musanif, Musriadi. (2007). Problem Solving
Suatu Pendekatan Dalam Perencanaan Manajemen Organisasi. Online, http://musriadi.multiply.com/journal/item/37.
Diakses tanggal 7 Juni 2008
·
Pranata, Budiman. (2008). Problem Solving.
Online, http://sarengbudi.web.id/wp-content/uploads/problem-solving.doc.
Diakses tanggal 7 Juni 2008
·
Tim
Musyawarah Guru Pembimbing SMA DKI Jakarta. (2006). Modul Bimbingan Dan Konseling Pengembangan Diri untuk SMA kelas XI.
Jakarta : PT
Tunas Melati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar