Selasa, 25 September 2012

Contoh Rencana Pengembangan Sekolah




Kata Pengantar



Assalamu’alaikum Wr Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman, Islam, Kebahagiaan dan Kesehatan untuk kita semua yang dengan berbagai nikmat tersebut  dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta umat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini disusun berdasarkan kondisi sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja sekolah disemua bidang, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

RKS adalah rencana yang akan membawa visi dan misi sekolah dalam menuju perbaikan-perbaikan dalam bidang pendidikan di sekolah. RKS ini disusun dengan tujuan agar sekolah mempunyai program kerja sebagai pedoman dan landasan kerja, sebagai arah dalam mengambil kebijakan, sebagai alat ukur kegiatan sekolah, memberikan perencanaan dan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan, menunjang efektifitas, efisiensi dan mekanisme kerja.

Selanjutnya saya menyadari sepenuhnya bahwa RKS ini masih terdapat kekurangan, untuk itu  kritik dan saran dari semua piihak untuk perbaikan dan penyempurnaan  akan sangat dinantikan. Semoga RKS ini bermanfaat bagi SD Al-Bayan Islamic School dan para praktisi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Wr Wb

                                                                                                                        Hormat saya

           
                                                                                                                    Teguh Riyanto, SE
                                                                       
                                                                                                        
BAB I
PENDAHULUAN



a.   Latar Belakang

Pendidikan sebagai pilar peradaban bangsa, senantiasa dinamis mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah. Pendidikan diharapkan mampu menghadapi tantangan zaman, sehingga pendidikan diharapkan mampu menjadi problem solver atas setiap permasalahan bangsa.

Satuan pelaksana pendidikan formal adalah melalui sekolah. Sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan diharapkan mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan pendidikan nasional maka sekolah harus menetapkan visi, misi dan tujuan yang dituangkan melalui rencana kerja sekolah.

Rencana Kerja Sekolah penting dimiliki untuk memberi arah pada praktisi pendidikan di sekolah dalam rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik dalam bentuk peningkatan dan pengembangan dengan resiko yang kecil dan dalam rangka mengurangi ketidakpastian masa depan.

Perencanaan sekolah merupakan proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. RKS disusun dengan tujuan untuk menjamin agar tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil, mendukung koordinasi antar pelaku sekolah, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kota, menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan,  mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

b.     Landasan Hukum
        Adapun landasan hukum dibuatnya Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini adalah
1.         Undang-undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4,  yang berbunyi Pengelolaan dunia pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efensiensi, transparan dan akuntabel.
2.         Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 53 manyatakan bahwa ’’Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 tahun’’
3.         Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah/madrasah membuat (1) Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan dan (2) Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan Rencana Jangka Menengah.


BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH


A.   Visi Sekolah
1.      Menciptakan generasi Qur’ani yang cerdas, kreatif, dan profesional dalam menghadapi tantangan zaman

B.   Misi Sekolah
Ø  Menjadi konservasi nilai-nilai Islam dalam lingkungan masyarakat pembelajar
Ø  Mengasah dan mengoptimalisasi potensi peserta didik untuk mencapai ketajaman intelektual
Ø  Menciptakan suasana kondusif agar peserta didik mampu mengembangkan kreatifitasnya sehingga menjadi problem solver yang handal
Ø  Membantu peserta didik menjadi profesional dalam memasuki zamannya

C.   Tujuan Sekolah
1.      Menanamkan keimanan yang lurus, berpikir, berbicara dan berakhlak islami dengan mengenalkan konsep rukun Iman dan rukun Islam
2.      Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan mengedepankan pada proses pembelajaran dengan memadukan teori behaviour dan teori konstruktivisme KEM GEMBROTr peserta didik minimal berdasarkan nilai-nilai suGEMBROT pendidikan diharapkan mampu melae pada semua bidang studi yang diajarkan di sekolah
3.      Meningkatkan pembentukan karakter peserta didik minimal berdasarkan 18 nilai yang terkandung dalam PKBB melalui pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam setiap pembelajaran
4.      Menggali, menumbuh kembangkan minat dan bakat peserta didik dengan mengacu pada teori kecerdasan majemuk (multiple intelegence) melalui pemberdayaan ekstrakurikuler
5.      Meningkatkan nilai rata-rata raport peserta didik minimal 7,00
6.      Mengupayakan peserta didik dapat naik kelas 100%
7.      Meningkatkan nilai rata-rata UN setiap tahun untuk semua mata pelajaran yang diujikan
8.      Dapat meraih juara olimpiade lomba mata pelajaran ditingkat kecamatan, kota, propinsi maupun nasional
9.      Dapat meraih juara lomba non akademik (olah raga dan seni) ditingkat kecamatan, kota, propinsi maupun nasional


BAB III
GAMBARAN UMUM SEKOLAH


SD Al-Bayan Islamic School merupakan sekolah yang telah terakreditasi ’A’ artinya dari 8 Standar Nasional Pendidikan semuanya telah terpenuhi. Namun demikian seiring perkembangan zaman yang semakin dinamis maka institusi sekolah dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dalam rangka menyiapkan peserta didik yang notabene adalah penerus bangsa untuk dapat menjawab tantangan zaman menjadi solusi atas setiap permasalahan yang terdapat dimasyarakat dan bangsa. Dengan demikian untuk menuju sekolah yang berkualitas yang siap mencetak generasi-generasi emas bangsa memerlukan perencanaan yang matang yang dilaksanakan secara transparan, akuntabel dan berkesinambungan hal ini seiring dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007. Berikut adalah gambaran umum SD Al-Bayan Islamic School berdasarkan pengamatan dan pengetahuan pribadi.

I.    Peserta Didik/Kesiswaan
  1. Proses penerimaaan peserta didik diawal tahun berjalan baik dan dilaksanakan oleh panitia tersendiri. Minat masyarakat untuk menyekolahkan di SD Al-Bayan Islamic School tiap tahun makin tinggi hal ini ditandai dengan makin besarnya calon peserta didik yang mendaftar, namun hanya 75 peserta didik yang dapat diterima dengan pembagian masing-masing kelas 25 peserta didik. Adapun jumlah keseluruhan peserta didik dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 sekitar 432 peserta didik.
  2. Proses pembagian kelas untuk peserta didik baru dilevel 1 sudah melalui pertimbangan yang baik dengan memperhatikan faktor kognitif, afektif dan psikomotor dan komposisi jumlah peserta didik putra dan putri.
  3. Peserta didik rata-rata berasal dari kelas menengah atas.
  4. Terdapat peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan tergolong ABK, perhatian khusus telah dilakukan oleh guru dikelas dan ada yang menggunakan shadow teacher namun secara konsep dan administrasi penanganan belum ada.
  5. Peserta didik dimasing-masing level belum tercapai target ketuntasan tahsin dan tahfidz
  6. SKL kelas VI untuk tahfidz belum tercapai 100 %, tingkat ketercapaian masih sekitar 60%
  7. Minat membaca peserta didik masih belum tinggi

  1. Kehadiran peserta didik  sudah baik yaitu rata-rata mencapai 95 %.
  2. Angka keterlambatan peserta didik rata-rata sekitar 15% dari jumlah seluruh peserta didik
  3. Perhatian terhadap peserta didik yang mempunyai kecerdasan tinggi dan rendah telah dilaksanakan. namun belum terencana dengan baik.
  4. Belum ada argumentasi dan aturan yang jelas tentang perlu ada tidaknya PR bagi peserta didik
  5. Peserta didik tidak diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler
  6. Penerapan aturan sekolah belum maksimal dilaksanakan oleh sekolah seperti peserta didik tidak menggunakan sepatu hitam, bermain berlebihan sehingga tanpa sengaja merusak sarana sekolah seperti karper dan kursi guru
  7. Peserta didik terkadang tidak menghabiskan makan siang
  8. Belum ada penyeragaman tentang buku paket yang harus ditinggal atau dibawa pulang

II.   Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran.
1.      Belum ada arahan mengenai tujuan dan implementasi yang jelas tentang pencapaian visi dan misi sekolah serta pencapaian tujuan nasional pendidikan.
2.      Ketersediaan administrasi pembelajaran meliputi KTSP, Silabus, RPP dan perangkat pembelajaran lainnya sudah baik
3.      Keinginan guru mengembangkan perangkat pembelajaran seperti silabus dan yang lainnya sudah cukup baik walaupun masih ditemukan beberapa guru yang harus ditumbuhkan kemauan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
4.      Belum semua guru mengembangkan proses pembelajaran yang bertitik tolak pada teori konstruktivisme seperti PAIKEM GEMBROT, CTL, dan Kooperatif Learning
5.      Belum semua guru yang mengampu mata pelajaran menerapkan pendidikan karakter dan belum mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam administrasi pembelajaran
6.      Belum semua guru kelas dapat memetakan potensi masing-masing peserta didik dengan mengacu pada kecerdasan majemuk (multiple intelegence)
7.      Guru selama ini masih berpusat pada peserta didik yang mengalami lambat belajar dengan fokus pada pendampingan dan remedial namun belum mengembangkan peserta didik yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata.
8.      Secara umum pembelajaran sudah baik, namun guru masih ada yang belum mengunakan media belajar ketika mengajar.             
9.      Untuk guru yang telah membuat media belajar belum dikumpulkan pada pusat belajar mengajar yang terletak di laboratorium.     
10.  Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjas) dalam pembelajaran tidak memberikan pembelajaran secara teori, namun lebih pada praktek
11.  Seni Budaya dan Keterampilan terutama Musik, proses pembelajaran masih dikemas secara konvensional dan khusus level 1 belum menggunakan Pianika sebagai media belajar
12.  Mata pelajaran Tahsin dan Tahfidz belum dapat mencapai target ketuntasan seperti yang diharapkan kurikulum sebagai salah satu program unggulan
13.  Seluruh peserta didik menggunakan buku paket sebagai salah satu sumber belajar, proses pemilihan buku paket telah melalui berbagai pertimbangan dan salah satunya adalah kesesuaian SK, KD, Indikator, tulisan, gambar dan desain buku paket. Yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik 
14.  Rata-rata nilai raport dari kelas kelas I s.d VI sudah baik
15.  Tingkat kelulusan peserta didik kelas VI angkatan pertama 100% dan beberapa peserta didik diterima disekolah yang baik seperti Lab School, SMPN 111
16.  Dalam mencapai prestasi non akademik SD Al-Bayan Islamic School telah mencapaian capaian yang luar biasa dengan hampir menjuarai setiap lomba yang diadakan seperti lomba Tae Kwon Do, Dokter Cilik, Paduan Suara, Tahsin dan Tahfidz

III.    Pendidik dan Tenaga kependidikan
1.   Proses rekrutmen pendidik dan tenaga pendidikan telah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku lazim dalam sebuah perusahaan atau lembaga lainnya dari mulai publikasi informasi lowongan kerja sampai wawancara, namun orientasi (pendampingan) untuk guru baru belum maksimal.
2.   Seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SD Al-Bayan Islamic School memiliki kompetensi yang baik, namun masih ditemukan angka keterlambatan yang tinggi dan proses evaluasi dalam rangka meminimalisir belum berjalan maksimal.

3.   Proses penggajian dan perhatian terhadap kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan sudah berjalan baik
4.   Belum ada up grading yang sistematis dan terprogram dalam rangka peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
Berikut uraian singkat mengenai Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.               Pendidik
Semua guru di SD Al-Bayan Islamic School berkualifikasi S-1, namun masih harus terus belajar untuk mengembangkan diri agar ketercapaian 4 kompetensi terpenuhi

2.               Tenaga Kependidikan
Semua tenaga kependidikan meliputi staf TU, Staf keuangan, OB, OG dan satpam sudah memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing dan mampu menjalankan tugas dan perannya masing-masing

3.               Kepala sekolah.
Kepala Sekolah mempunyai kompetensi yang baik, mampu menjalin komunikasi yang baik dengan dinas pendidikan, mempunyai kerampilan memonitoring namun lebih cenderung melakukan pendelegasian tugas dan belum aktif memberikan arahan, masukan ketika rapat berlangsung

4.   Div. Akademik
Kepemimpinan sangat baik, namun belum dapat mengarahkan bagian kurikulum untuk membawa arah visi dan misi sekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional

IV.  Sarana dan Prasarana
1.   Sarana
a.      Sarana sekolah yang meliputi ruangan kelas, ruangan pimpinan unit, ruangan TU, bagian keuangan, meja, kursi, loker, rak tas, rak sepatu telah terpenuhi dengan baik, namun penambahan lemari untuk di kelas dalam rangka penyimpanan administrasi pembelajaran, media belajar, perlengkapan pembelajaran, hasil LK, dan hasil ulangan
b.      Telah adanya ketersediaan sistem tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah baik yang berkenaan dengan pengadaan, perawatan/pemeliharaa, pengadministrasian dan pendataan
c.       Proses pemilihan dan perawatan barang seperti karpet harus lebih selektif agar peserta didik lebih nyaman dalam belajar dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang
d.      Inventarisasi keperluan perlengkapan dan peralatan yang menunjang KBM telah berjalan baik
e.      Perlunya penambahan lemari untuk penyimpanan arsip atau barang-barang di kelas
f.        Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV yang kosong sebagai tempat arsip-arsip sekolah seperti administrasi Akreditasi
g.      Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV sebagai tempat seluruh media belajar berada sehingga mempermudah guru dalam mencari media belajar
h.      Terdapat ruangan yang kurang tepat pemanfaatannya yaitu ruangan disamping ruangan wakil kepala sekolah

2.         Peralatan Pembelajaran
Peralatan pembelajaran yang digunakan sebagai media belajar atau alat praga di Labaratorium belum maksimal secara ideal guru IPA mengajukan daftar kebutuhan peralatan pembelajaran yang menunjang segala macam eksperimen atau percobaan.

3.         Sarana Penunjang Administrasi Sekolah
    Sarana penunjang adaministrasi sekolah seperti komputer, printer telah memadai dan sangat membantu administrasi sekolah

4.   Sarana Komunikasi
     Alat komunikasi seperti telepon dan faks sangat membantu kinerja sekolah terutama dalam menjalin komunikasi antara guru dan orang tua, namun mekanisme pemakaian telepon harus dibuat agar penggunaan telepon lebih efektif.

5.   Kondisi Sanitasi Sekolah
Dimasing-masing lantai telah terdapat 6 unit toilet, 3 unit toilet untuk putra dan 3 unit toilet untuk putri, namun khusus untuk Lt.1 kebersihan Toilet harus menjadi perhatian mengingat perkembangan usia level 1 yang masih harus diingatkan tentang pentingnya kebersihan.

V.  Keuangan dan Pembiayaan
      Pengelolaan keuangan sudah berjalan baik hal ini ditandai dengan pembukuan, pelaporan, dan pendataan baik yang menyangkut dengan dana BOS, tunjangan APBD kota atau tunjangan APBD Propinsi, maupun APBN. Prinsip penyusunan RAPBS yang melibatkan komponen guru, kepala sekolah, dan kepala keuangan juga telah dilaksanakan namun dalam tataran ideal mungkin akan lebih baik jika melibatkan PTA (Parents Teacher Association)

VII.    Budaya dan Lingkungan
         Secara umum program kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban sudah dilaksanakan dengan baik.

 VIII.   Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan
1.      Parents Teacher Association.
a.   Secara umum PTA telah memahami tentang tujuan, peran dan fungsinya dan sejauh ini telah menjadi mitra dalam memajukan sekolah dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan nasional
b.   Sistem pemilihan ketua dan pengurus PTA  telah dilakukan secara demokrasi

2.      Sekolah dan masyarakat sekitar
Pola yang diterapkan sekolah dalam melakukan perekrutan tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat sekitar sekolah sudah sangat baik, masyarakat dapat merasakan langsung manfaat keberadaan sekolah dan merasa memiliki sekolah. Program bakti sosial juga mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat sekitar.

BAB IV
SASARAN PROGRAM KERJA SEKOLAH

     Sasaran adalah merupakan kegiatan yang spesifik yang harus dilakukan untuk mencapai hasil dari suatu program, maka  sasaran ini akan diuraikan sebagai berikut :
      I.   Kesiswaan
1.      Melihat animo masyarakat yang besar terhadap SD Al-Bayan Islamic School, maka proses penyeleksian peserta didik baru harus benar-benar mempertimbangkan tingkat kematangan dan kesiapan peserta didik memasuki jenjang sekolah dasar
2.      mengingat animo masyarakat yang besar, maka dalam waktu 2 tahun kedepan diwacanakan tentang penambahan kelas baru yang dimulai dari level 1
3.      Untuk peserta didik yang tergolong anak berkebutuhan khusus, maka secara proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran harus dibedakan disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik dengan menyiapkan perangkat administrasi yang jelas, salah satunya dalam bentuk pembuatan silabus khusus untuk peserta didik ABK yang dirumuskan oleh ahli terapy atau menggunakan guru pendamping yang berlatar belakang PLB. Untuk peserta didik yang tergolong ABK namun masuk pada kategori kesulitan belajar seperti hiperaktivitas, gangguan perseptual motorik, gangguan bahasa, gangguan persepsi auditori, dan gangguan persepsi visual maka langkah yang dapat dilakukan yaitu guru kelas melakukan pendampingan baik dalam proses pembelajaran maupun saat mengerjakan soal dan selalu melakukan observasi mengenai progress belajar peserta didik dan berkonsultasi dengan guru BP atau ahli terapy
4.      Dalam rangka meningkatkan tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada mata pelajaran Tahfidz maka perlu dikembangkan metode-metode baru yang merangsang minat peserta didik dalam menghafal dengan mudah dan menyenangkan misal dengan membagi peserta didik menjadi 2 kelompok dan masing-masing guru tahfidz bertanggungjawab atas 1 kelompok termasuk bertanggungjawab sampai pada ketuntasan hafalan. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran tahfidz antara lain metode clasikal guru membaca peserta didik mengulang, metode bus stop (guru menempel ayat pada kertas A3 di dinding-dinding kelas peserta didik berputar perkelompok menghafal), metode peer teaching (guru meminta peserta didik mencari teman untuk kemudian menghafal secara bergantian), metode teileren dengan media kartu (guru membagikan penggalan ayat Al-Qur’an, peserta didik diminta menghafal),  metode fun learning (guru menyiapkan penggalan-penggalan ayat yang harus disatukan oleh peserta didik), metode jigsaw (guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok, dalam masing-masing kelompok ditempatkan 1 peserta didik yang ahli dalam hafalan untuk membimbing teman-temannya yang lain.  Dalam rangka penguatan terhadap hafalan maka proses pengulangan hafalan dapat dilakukan saat pelaksanaan Qur’an Morning, Sholat Dhuha maupun sholat Dzuhur, dengan demikian diharapkan target ketuntasan hafalan per level tercapai dan SKL untuk hafalan Tahfidz secara otomatis tercapai.
5.      Menurut pustakawati di SD Al-Bayan Islamic School minat membaca peserta didik jika dikategorikan ke dalam 3 golongan cukup baik, sudah baik, dan sangat baik, maka minat membaca peserta didik masih berada di kategori cukup baik artinya minat membaca peserta didik belum tinggi, menjadi ironi ditengah Pendidikan Literasi sebagai salah satu program unggulan sekolah di Al-Bayan Islamic School. Dalam rangka menyikapi permasalahan belum tingginya minat membaca maka masukan untuk internal pendidikan literasi adalah mengembangkan metode dan strategi yang menumbuhkan minat membaca seperti dengan reward, metode kooperatif learning atau metode discovery dan melibatkan guru kelas dengan menstimulus peserta didik di kelas dengan menyediakan area sudut baca dan setiap hari peserta didik diminta membaca minimal 1 buku, peserta didik yang membaca buku setiap hari didokumentasikan dalam catatan kemudian peserta didik yang membaca buku paling banyak dalam satu minggu berhak mendapat reward dalam bentuk bintang prestasi atau pensil
6.      Tingkat keterlambatan peserta didik sekitar 15%, namun berharap angka keterlambatan dapat ditekan sampai 0% dengan demikian prinsip penerapan kediplinan telah berhasil dijalankan. SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dijalankan oleh bagian kesiswaan sudah cukup baik dalam menyikapi keterlambatan peserta didik dari mulai penanganan oleh guru kelas, guru BP, pimpinan unit dan bagian kesiswaan, namun implementasi terhadap pelaksanaan SOP tersebut harus ditingkatkan.

7.      Setiap peserta didik cerdas dengan segala potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya. Menggali, menumbuh kembangkan potensi, minat, dan bakat yang dimiliki peserta didik merupakan kewajiban guru sebagai pendidik, selama ini guru dikelas melakukan observasi tentang perkembangan belajar peserta didik meliputi perkembangan kognitif, afektif dan keterampilan dalam belajar namun harus diakui pemusatan perhatian lebih pada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar belum pada peserta didik yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata. Khusus untuk peserta didik yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata maka dapat diarahkan pada program pengayaan atau pengembangan melalui program ekstrakurikuler yang mengembangkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelegence) sebagai contoh peserta didik yang memiliki kecerdasan rata-rata dibidang matematika maka dapat mengikuti pengayaan yang diadakan oleh guru kelas atau mengikuti ekstrakurikuler yang mengembangkan kemampuan peserta didik dibidang matematika seperti misalnya ekstrakurikuler Klub Matematika, atau jika peserta didik memiliki kecerdasan rata-rata dibidang IPA maka dapat mengikuti ekstrakurikuler KIS (Kelompok Ilmiah Siswa) selain dapat pula mengikuti pengayaan di kelas yang diadakan oleh guru kelas.
8.      Memahami bahwa keberhasilan dalam belajar akan maksimal jika dilakukan bekerjasama dengan orang tua dan guru maka PR yang tidak terlalu memberatkan peserta didik layak diberikan dalam konteks mereviuw pelajaran di rumah
9.      Setiap peserta didik cerdas dengan segala potensi, minat dan bakat yang dimilikinya, artinya merujuk pada teori kecerdasan majemuk dalam diri setiap peserta didik memiliki potensi kecerdasan yang luar biasa menjadi tugas guru di kelas untuk dapat menggali potensi kecerdasan tersebut untuk kemudian ditumbuh kembangkan melalui ekstrakurikuler. Langkah konkrit untuk mengembangkan harapan tersebut adalah melalui pembentukan ekstrakurikuler yang berlandaskan pada 8 kecerdasan majemuk sebagai contoh kecerdasan Linguistik maka ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan adalah Klub Bahasa, kecerdasan Matematis ekstrakurikuler klub matematika, kecerdasan kinestetik ekstrakurikuler futsal, pencak silat, dan tae kwon do, kecerdasan spasial dengan ekstrakurikuler menggambar, kecerdasan naturalis dengan ekstrakurikuler klub pecinta alam dan mengarah juga pada klub ilmiah siswa, kecerdasan

interpersonal melalui ekstrakurikuler pramuka dan kecerdasan intrapersonal melalui ekstrakurikuler mading sekolah
10.  Dalam rangka menerapkan kedisiplinan maka maksimalisasi penerapan aturan sekolah harus lebih ditingkatkan dengan cara guru mengevaluasi pelaksanaan aturan yang dijalankan oleh peserta didik, artinya proses pengingatan sampai pada penerapan sangsi atau hukuman harus dijalankan oleh guru Aturan sekolah yang terkadang diabaikan oleh peserta didik antara lain menggunakan sepatu selain hitam, membawa mainan yang tidak berkorelasi dengan pelajaran, membawa uang jajan dan jajan diluar sekolah pada saat jam KBM sekolah, pakaian untuk putra dikeluarkan, putri tidak mengenakan jilbab dan bermain berlebihan sehingga merusak sarana sekolah seperti karpet dan kursi guru
11.  Guru melakukan pendampingan saat makan siang dan memastikan seluruh peserta didik telah makan siang, seandainya terdapat peserta didik yang tidak makan siang maka harus digali lebih dalam, dicari solusi agar makan siang dan dibujuk agar mau makan siang
12.  Peserta didik dalam pelaksanaan keseharian masih ada yang meninggalkan buku paket bahkan buku tulis di kelas, kebijakan masing-masing guru kelas berbeda-beda sesuai dengan apa yang diyakini oleh guru kelas baik, namun akan lebih baik jika buku paket dibawa pulang ke rumah sebagai media orang tua untuk mereviuw pembelajaran di rumah. Artinya peserta didik tidak diizinkan meninggalkan atau menyimpan buku paket maupun buku tulis di kelas.

II.   Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran.
1.      Mempelajari secara mendalam mengenai filsafat pendidikan, mentelaah visi dan misi dan merumuskan tujuan sekolah adalah point penting dalam memberi arah sekolah yang kemudian dirumuskan dalam kurikulum sekolah. Berlandaskan pada visi, misi dan tujuan sekolah maka kurikulum Al-Bayan Islamic School mengembangkan kecerdasan spritual peserta didik melalui pelajaran tahfidz, tahsin, PAI dan pembiasaan sholat dhuha dan sholat dzuhur. Selain mengembangkan kecerdasan spritual kurikulum Al-Bayan Islamic School juga menekankan pada aspek kecerdasan akademik peserta didik, dengan tetap mengembangkan dan menerapkan pendidikan karakter pada setiap pelajaran serta mengembangkan teori kecerdasan majemuk berbasis pada ekstrakurikuler. Maka

gambaran kurikulum diatas sejalan dengan visi sekolah  menciptakan generasi Qur’ani yang cerdas, kreatif, dan profesional dalam menghadapi tantangan zaman serta tujuan pendidikan nasional
2.      Dalam pembuatan perangkat administrasi pembelajaran di SD Al-Bayan Islamic School telah berstandar pada standar Isi dan standar proses artinya dalam pembuatan perangkat pembelajaran sesuai SNP, namun aplikasi dilapangan masih ditemukan guru yang mengajar tanpa berlandaskan pada teori konstruktivisme, maka bagian SDM (pendidik dan tenaga kependidikan) sebaiknya melakukan training dalam rangka up grading kompetensi guru sehingga pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah tercapai. 
3.      Belum semua guru menyisipkan nilai-nilai karakter dalam perangkat pembelajaran dan belum menyisipkan pada mata pelajaran yang diajarkan, sebaiknya pimpinan unit memberikan arahan tentang urgensi pendidikan karakter terkait visi, misi dan tujuan sekolah dan mengevaluasi bersama secara berkala setiap 2 bulan.
4.      Bagian kurikulum merumuskan pelaksanaan teori kecerdasan majemuk dengan berfokus pada macam-macam ekstrakurikuler yang sesuai dengan 8 macam kecerdasan majemuk dan penyiapan perangkat administrasinya seperti silabus, RPP, dan program kerja serta melakukan evaluasi secara berkala atas pelaksanaan teori kecerdasan majemuk.
5.      Kreatifitas guru dalam membuat media belajar cukup baik, namun kurang pengaturan sehingga media belajar yang telah dibuat terkadang hilang seiring pergantian periode pengajaran, maka diperlukan regulasi untuk mengatur masalah tersebut salah satunya dengan meminta setiap guru yang membuat media belajar untuk mengumpulkan media belajar yang telah selesai digunakan di PBM.
6.      Mengenai ketuntasan belajat tahfidz telah dibahas secara mendetail pada bagi kesiswaan yang intinya adalah bagaimana guru tahfidz mengembangkan metode dan strategi pembelajaran baru yang membuat peserta didik menjadi mudah dan senang belajar Tahfidz sehingga dengan demikian target pencapaian ketuntasan Tahfidz tercapai.
7.      Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga guru yang bersangkutan harus memasukkan unsur teori dalam pembelajaran mengingat SK, KD dan Indikator Pendidikan Jasmani dan Olah Raga juga terdapat materi yang harus dikuasai peserta didik melalui teori. Teknis pembelajaran untuk Pendidikan Jasmani dan Olah Raga dapat dengan pertama teori sekitar 20 menit kemudian selebihnya praktek

8.      Khusus untuk mata pelajaran musik, level 1 harus sudah menggunakan pianika sebagai media belajar dengan pertimbangan akan mempermudah peserta didik mempelajari not-not balok dan tinggi rendah nada serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik
9.      Peningkatan rata-rata nilai raport dari tahun ke tahun sebagai tolak ukur peningkatan kecerdasan akademik peserta didik

III.    Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.   Dalam rangka memberikan orientasi kepada guru baru maka bagian SDM mengutus seorang guru berstatus GTY untuk melakukan pendampingan yang bersifat nonformal minimal satu bulan untuk memperkenalkan budaya kerja, sistem kerja, uraian jobdesk, bentuk-bentuk administrasi pembelajaran
2.   Menerapkan aturan yang berlaku di handbook employee termasuk berkaitan dengan masalah keterlambatan pendidik dan tenaga kependidikan
3.   Dalam rangka melakukan peningkatan kompetensi guru maka perlu diadakan training secara berkala yang diadakan minimal setahun 2 kali
4.   Kepemimpinan kepala sekolah akan menjadi lebih kuat jika mampu memberikan masukandan arahan yang jelas dalam rapat
5.   Divisi akademik akan menjadi lebih baik jika dapat membawa arah visi, misi dan tujuan sekolah
                       
IV.  Sarana dan Prasarana
1.   Sarana
a.      Perlunya adanya lemari di dalam kelas dalam rangka penyimpanan administrasi pembelajaran, media belajar, perlengkapan pembelajaran, hasil LK, dan hasil ulangan
b.      Proses pemilihan dan perawatan barang seperti karpet harus lebih selektif agar peserta didik lebih nyaman dalam belajar dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang
c.       Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV yang kosong sebagai tempat arsip-arsip sekolah seperti administrasi Akreditasi

d.      Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV sebagai tempat seluruh media belajar berada sehingga mempermudah guru dalam mencari media belajar
e.      Terdapat ruangan yang kurang tepat pemanfaatannya yaitu ruangan disamping ruangan wakil kepala sekolah sebaiknya ruangan arsip dipindah ke Lt. IV
f.        Ruang wakil kepala sekolah SD dipindah ke samping R. Kepala Sekolah SD dengan asumsi R. Kepala Sekolah SMP telah tersedia di gedung SMP.
g.      Ruang arsip dan ruang wakil kepala sekolah saat ini sebaiknya dipugar dan dijadikan ruang tata usaha sehingga view tuang tata usaha dapat dibuat lebih ekslusif.

3.         Peralatan Pembelajaran
Dalam rangka mengeksplor materi IPA maka guru IPA mengajukan daftar kebutuhan peralatan pembelajaran yang menunjang segala macam eksperimen atau percobaan.

4.         Sarana Penunjang Administrasi Sekolah
      Sarana penunjang adaministrasi sekolah seperti komputer, printer telah memadai dan sangat membantu administrasi sekolah, namun masih ditemukan komputer maupun printer yang rusak alangkah lebih baik komputer dan printer yang rusak dapat diperbaiki sehingga akan lebih membantu pembuatan administrasi sekolah

5.      Sarana Komunikasi
      Alat komunikasi seperti telepon dan faks sangat membantu kinerja sekolah terutama dalam menjalin komunikasi antara guru dan orang tua, namun mekanisme pemakaian telepon harus dibuat agar penggunaan telepon lebih efektif mekanisme yang dimaksud disini adalah teknis perizinan melalui guru, tu kemudian dinilai tingkat urgensi pemakaian telepon.

6.      Kondisi Sanitasi Sekolah
Dimasing-masing lantai telah terdapat 6 unit toilet, 3 unit toilet untuk putra dan 3 unit toilet untuk putri, namun khusus untuk Lt.1 kebersihan Toilet harus menjadi perhatian mengingat perkembangan usia level 1 yang masih harus diingatkan tentang pentingnya kebersihan.

V.  Keuangan dan Pembiayaan.
      Pengelolaan keuangan sudah berjalan baik hal ini ditandai dengan pembukuan, pelaporan, dan pendataan baik yang menyangkut dengan dana BOS, tunjangan APBD kota atau tunjangan APBD Propinsi, maupun APBN. Prinsip penyusunan RAPBS yang melibatkan komponen guru, kepala sekolah, dan kepala keuangan juga telah dilaksanakan namun dalam tataran ideal mungkin akan lebih baik jika melibatkan PTA (Parents Teacher Association)

VII.    Budaya dan Lingkungan
         Secara umum program kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban sudah dilaksanakan dengan baik.

VIII.    Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan
1.                       Parents Teacher Association.
a.   Secara umum PTA telah memahami tentang tujuan, peran dan fungsinya dan sejauh ini telah menjadi mitra dalam memajukan sekolah dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan nasional
b.   Sistem pemilihan ketua dan pengurus PTA  telah dilakukan secara demokrasi

2.      Sekolah dan masyarakat sekitar
Pola yang diterapkan sekolah dalam melakukan perekrutan tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat sekitar sekolah sudah sangat baik, masyarakat dapat merasakan langsung manfaat keberadaan sekolah dan merasa memiliki sekolah. Program bakti sosial juga mempererat hubungan antara sekolah dengan masyarakat sekitar.


Lampiran

RENCANA PROGRAM KERJA SEKOLAH JANGKA MENENGAH
                                                        Periode Tahun 2012/2013-2015/2016


NO
SASARAN
PROGRAM
Jadwal Kegiatan
2012/2013
2013/2014
2014/2015
2015/2016
Smt I
Smt II
Smt I
Smt II
Smt
I
Smt
II
Smt
I
Smt
II
I
Kesiswaan/ Peserta didik








1
Proses penyeleksian peserta didik sangat mempertimbangkan kematangan peserta didik untuk masuk jenjang sekolah dasar
Sosialisasi kepada panitia tentang pentingnya mempertimbangkan faktor kematangan peserta didik untuk masuk ke jenjang SD

P

P

P

P

2
Penambahan kelas baru untuk level 1
Mempertimbangkan dan mempersiapkan dengan matang segala infrastruktru yang dibutuhkan dengan mengacu pada 5 unsur MBS




P



3
Penanganan peserta didik yang tergolong anak berkebutuhan khusus
Penyiapan administrasi pembelajaran dan guru berbasis PLB
P
P
P
P
P
P
P
P
4
Penanganan peserta didik yang tergolong anak kesulitan belajar
Observasi secara intens, buat langkah-langkah dalam rangka treatment, evaluasi secara berkala dgn pimpinan uni
P
P
P
P
P
P
P
P
5
Program pengayaan untuk peserta didik yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata

Penyiapan administrasi pengajaran yang disesuaikan dengan SK dan KD sehingga tetap mempertimbangkan perkembangan usia peserta didik
P
P
P
P
P
P
P
P
6
Menumbuhkan minat membaca peserta didik
Perumusan strategi dan metode yang menarik dan menyenangkan dgn melibatkan proses pembelajaran di kelas
P
P
P
P
P
P
P
P
7
Menurunkan angka keterlambatan peserta didik
Evaluasi yang dilakukan oleh guru kelas
P
P
P
P
P
P
P
P
8
Menaikkan keikutsertaan peserta didik pada kegiatan ekstrakurikuler sampai 100%
Berkoordinasi dengan bagian kurikulum dan bagian kesiswaan
P

P

P

P

II
Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

1
Mereviuw visi dan misi, serta mensosialisasikan tujuan sekolah
Sosialisasi saat training di raker
P

P

P

P

2
Pencapaian target tahfidz per level sampai pencapaian target SKL
Perumusan metode dan strategi yang efektif, mudah dan menyenangkan
P
P
P
P
P
P
P
P
3
Penekanan penerapan pendidikan karakter
Sosialisasi saat raker
P

P





4
Penerapan teori multiple intelegence
Perumusan 8 ekstrakurikuler berdasarkan 8 kecerdasan majemuk
P







5
Menumbuhkan minat baca
Perumusan metode dan strategi dalam rangka menumbuhkan minat baca peserta didik
P
P
P
P
P
P
P
P
6
Pengaturan media belajar
Pengumpulan media belajar yang telah digunakan pada PBM
P
P
P
P
P
P
P
P
7
Pelajaran penjas memasukkan teori dalam pembelajaran
Teori dan Praktek dijalankan pada penjas
P
P
P
P
P
P
P
P
8
Meningkatnya nilai rata-rata raport  siswa kelas I s/d VI
Peningkatan kompetensi guru melalui training dan evaluasi pembelajaran
P
P
P
P
P
P
P
P
9

Mempertahankan kelulusan sampai 100% dengan nilai rata-rata UN 7,5

Program pendalaman materi, dan peningkatan intensitifitas belajar
P

P

P

P

10
Semua guru mata pelajaran mengembangkan pembelajaran dengan berbasis teori konstruktivisme dan teori behaviour
Sosialisasi saat raker diawal tahun pelajaran
P

P

P

P

11
Penerapan Bilingual school
Pelaksanaan program 2 bahasa Indonesia dan Inggris dalam pengantar pembelajaran






P

III
Pendidik dan Tenaga Kependidikan








1
Meningkatkan motivasi mengajar guru dan up grading kompetensi guru
Training saat raker diawal tahun pelajaran
P

P

P

P

2
Program orientasi guru baru
Meningkatkan kulifikasi pendidikan 8 orang guru
P

P

P

P

3
Meminimalisir angka keterlambatan guru
Evaluasi kinerja guru
P
P
P
P
P
P
P
P
4
Meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah
Up grading kompetensi kepala sekolah
P

P

P

P

5
Divisi akademik mampu memonitoring arah visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah
Up grading kompetensi divisi akademik
P

P

P

P

IV
Sarana dan prasarana








1
Terawatnya  seluruh ruangan sekolah
Pengecatan seluruh gedung  sekolah.




P



2
Pemindahan ruang wakil kepala sekolah ke ruang kepala sekolah SMP dan perluasan ruang TU
Perapihan ruang

P







3
Pemanfaatan ruangan kosong di Lt.IV
Pemanfaatan ruang

P







4
Semua guru memilki buku pegangan dari beberapa percetakan
Pengadaan buku pegangan
P

P

P

P

5.
Memudahkan semua guru melaksanakan pembelajaran dengan tersedianya media belajar terutama untuk di laboratorium
Maksimalisasi laboratorium sebagai eksplorasi materi
P

P

P

P

6
Reparasi perangkat komputer dan printer yang rusak
Seluruh komputer dan printer bermanfaat dalam menunjang kenerja sekolah
P

P

P

P

7
Penyediaan lemari untuk di kelas
Perapihan arsip administrasi pembelajaran
P







8
Toilet di selasar 1 selalu bersih
Toiletku bersih
P
P
P
P
P
P
P
P










Tidak ada komentar: