Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
Iman, Islam, Kebahagiaan dan Kesehatan untuk kita semua yang dengan berbagai
nikmat tersebut dapat menyelesaikan
penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini. Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat
serta umat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Rencana Kerja Sekolah (RKS)
ini disusun berdasarkan kondisi sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan kinerja sekolah disemua bidang, dengan tujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
RKS adalah rencana yang akan membawa visi dan misi sekolah
dalam menuju perbaikan-perbaikan dalam bidang pendidikan di sekolah. RKS ini
disusun dengan tujuan agar sekolah mempunyai program kerja sebagai pedoman dan
landasan kerja, sebagai arah dalam mengambil kebijakan, sebagai alat ukur
kegiatan sekolah, memberikan perencanaan dan
pembinaan yang terarah dan berkelanjutan, menunjang efektifitas, efisiensi dan mekanisme kerja.
Selanjutnya saya menyadari sepenuhnya bahwa RKS ini masih
terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran dari semua piihak untuk perbaikan dan penyempurnaan akan sangat dinantikan. Semoga RKS ini
bermanfaat bagi SD Al-Bayan Islamic School dan para praktisi pendidikan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Hormat
saya
Teguh Riyanto, SE
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pendidikan sebagai pilar peradaban bangsa,
senantiasa dinamis mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah. Pendidikan
diharapkan mampu menghadapi tantangan zaman, sehingga pendidikan diharapkan
mampu menjadi problem solver atas setiap permasalahan bangsa.
Satuan pelaksana pendidikan formal adalah
melalui sekolah. Sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan diharapkan mampu
melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional dan dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan pendidikan
nasional maka sekolah harus menetapkan visi, misi dan tujuan yang dituangkan
melalui rencana kerja sekolah.
Rencana Kerja Sekolah penting dimiliki untuk
memberi arah pada praktisi pendidikan di sekolah dalam rangka menuju perubahan
atau tujuan sekolah yang lebih baik dalam bentuk peningkatan dan pengembangan
dengan resiko yang kecil dan dalam rangka mengurangi ketidakpastian masa depan.
Perencanaan sekolah merupakan proses untuk
menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. RKS disusun dengan tujuan
untuk menjamin agar tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil, mendukung koordinasi antar
pelaku sekolah, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antar pelaku sekolah, antarsekolah dan dinas pendidikan kota, menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan, mengoptimalkan partisipasi
warga sekolah dan masyarakat, dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
b. Landasan Hukum
Adapun
landasan hukum dibuatnya Rencana Kerja Sekolah (RKS) ini adalah
1.
Undang-undang No.20 tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4, yang berbunyi Pengelolaan dunia pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efensiensi, transparan dan akuntabel.
2.
Peraturan Pemerintah No.19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 53 manyatakan bahwa ’’Setiap
satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi
masa 4 tahun’’
3.
Permendiknas No.19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah/madrasah
membuat (1) Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan dan (2)
Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan Rencana Jangka Menengah.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi Sekolah
1.
Menciptakan generasi
Qur’ani yang cerdas, kreatif, dan profesional dalam menghadapi tantangan zaman
B. Misi Sekolah
Ø
Menjadi konservasi
nilai-nilai Islam dalam lingkungan masyarakat pembelajar
Ø
Mengasah dan
mengoptimalisasi potensi peserta didik untuk mencapai ketajaman intelektual
Ø
Menciptakan suasana
kondusif agar peserta didik mampu mengembangkan kreatifitasnya sehingga menjadi
problem solver yang handal
Ø
Membantu peserta didik
menjadi profesional dalam memasuki zamannya
C. Tujuan Sekolah
1. Menanamkan
keimanan yang lurus, berpikir, berbicara dan berakhlak islami dengan
mengenalkan konsep rukun Iman dan rukun Islam
2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan
mengedepankan pada proses pembelajaran dengan memadukan teori behaviour dan
teori konstruktivism e pada semua bidang studi yang diajarkan di sekolah
3. Meningkatkan pembentukan karakter peserta didik minimal
berdasarkan 18 nilai yang terkandung dalam PKBB melalui pengintegrasian
nilai-nilai karakter dalam setiap pembelajaran
4. Menggali, menumbuh kembangkan minat dan bakat peserta
didik dengan mengacu pada teori kecerdasan majemuk (multiple intelegence) melalui pemberdayaan ekstrakurikuler
5. Meningkatkan nilai rata-rata raport peserta didik minimal
7,00
6. Mengupayakan peserta didik dapat naik kelas 100%
7. Meningkatkan nilai rata-rata UN setiap tahun untuk semua
mata pelajaran yang diujikan
8. Dapat meraih juara olimpiade lomba mata pelajaran
ditingkat kecamatan, kota, propinsi maupun nasional
9. Dapat meraih juara lomba non akademik (olah raga dan
seni) ditingkat kecamatan, kota, propinsi maupun nasional
BAB III
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
SD Al-Bayan Islamic School merupakan sekolah yang telah
terakreditasi ’A’ artinya dari 8 Standar Nasional Pendidikan semuanya telah
terpenuhi. Namun demikian seiring perkembangan zaman yang semakin dinamis maka
institusi sekolah dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dalam rangka
menyiapkan peserta didik yang notabene adalah penerus bangsa untuk dapat
menjawab tantangan zaman menjadi solusi atas setiap permasalahan yang terdapat
dimasyarakat dan bangsa. Dengan demikian untuk menuju sekolah yang berkualitas yang
siap mencetak generasi-generasi emas bangsa memerlukan perencanaan yang matang
yang dilaksanakan secara transparan, akuntabel dan berkesinambungan hal ini
seiring dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007. Berikut
adalah gambaran umum SD Al-Bayan Islamic School berdasarkan pengamatan dan
pengetahuan pribadi.
I. Peserta
Didik/Kesiswaan
- Proses penerimaaan peserta didik diawal tahun berjalan baik dan dilaksanakan oleh panitia tersendiri. Minat masyarakat untuk menyekolahkan di SD Al-Bayan Islamic School tiap tahun makin tinggi hal ini ditandai dengan makin besarnya calon peserta didik yang mendaftar, namun hanya 75 peserta didik yang dapat diterima dengan pembagian masing-masing kelas 25 peserta didik. Adapun jumlah keseluruhan peserta didik dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 sekitar 432 peserta didik.
- Proses pembagian kelas untuk peserta didik baru dilevel 1 sudah melalui pertimbangan yang baik dengan memperhatikan faktor kognitif, afektif dan psikomotor dan komposisi jumlah peserta didik putra dan putri.
- Peserta didik rata-rata berasal dari kelas menengah atas.
- Terdapat peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan tergolong ABK, perhatian khusus telah dilakukan oleh guru dikelas dan ada yang menggunakan shadow teacher namun secara konsep dan administrasi penanganan belum ada.
- Peserta didik dimasing-masing level belum tercapai target ketuntasan tahsin dan tahfidz
- SKL kelas VI untuk tahfidz belum tercapai 100 %, tingkat ketercapaian masih sekitar 60%
- Minat membaca peserta didik masih belum tinggi
- Kehadiran peserta didik sudah baik yaitu rata-rata mencapai 95 %.
- Angka keterlambatan peserta didik rata-rata sekitar 15% dari jumlah seluruh peserta didik
- Perhatian terhadap peserta didik yang mempunyai kecerdasan tinggi dan rendah telah dilaksanakan. namun belum terencana dengan baik.
- Belum ada argumentasi dan aturan yang jelas tentang perlu ada tidaknya PR bagi peserta didik
- Peserta didik tidak diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler
- Penerapan aturan sekolah belum maksimal dilaksanakan oleh sekolah seperti peserta didik tidak menggunakan sepatu hitam, bermain berlebihan sehingga tanpa sengaja merusak sarana sekolah seperti karper dan kursi guru
- Peserta didik terkadang tidak menghabiskan makan siang
- Belum ada penyeragaman tentang buku paket yang harus ditinggal atau dibawa pulang
II. Kurikulum dan
Kegiatan Pembelajaran.
1. Belum ada arahan mengenai tujuan dan
implementasi yang jelas tentang pencapaian visi dan misi sekolah serta
pencapaian tujuan nasional pendidikan.
2. Ketersediaan administrasi pembelajaran
meliputi KTSP, Silabus, RPP dan perangkat pembelajaran lainnya sudah baik
3. Keinginan guru mengembangkan perangkat
pembelajaran seperti silabus dan yang lainnya sudah cukup baik walaupun masih
ditemukan beberapa guru yang harus ditumbuhkan kemauan untuk mengembangkan
perangkat pembelajaran
4. Belum semua guru mengembangkan proses
pembelajaran yang bertitik tolak pada teori konstruktivisme seperti PAIKEM
GEMBROT, CTL, dan Kooperatif Learning
5. Belum semua guru yang mengampu mata
pelajaran menerapkan pendidikan karakter dan belum mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam administrasi pembelajaran
6. Belum semua guru kelas dapat memetakan
potensi masing-masing peserta didik dengan mengacu pada kecerdasan majemuk (multiple intelegence)
7. Guru selama ini masih berpusat pada
peserta didik yang mengalami lambat belajar dengan fokus pada pendampingan dan remedial namun belum
mengembangkan peserta didik yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata.
8. Secara umum pembelajaran sudah baik, namun guru masih ada
yang belum mengunakan media belajar ketika mengajar.
9. Untuk guru yang telah membuat media belajar belum
dikumpulkan pada pusat belajar mengajar yang terletak di laboratorium.
10. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjas)
dalam pembelajaran tidak memberikan pembelajaran secara teori, namun lebih pada
praktek
11. Seni Budaya dan Keterampilan terutama Musik, proses
pembelajaran masih dikemas secara konvensional dan khusus level 1 belum
menggunakan Pianika sebagai media belajar
12. Mata pelajaran Tahsin dan Tahfidz belum dapat mencapai
target ketuntasan seperti yang diharapkan kurikulum sebagai salah satu program
unggulan
13. Seluruh peserta didik menggunakan buku paket sebagai
salah satu sumber belajar, proses pemilihan buku paket telah melalui berbagai
pertimbangan dan salah satunya adalah kesesuaian SK, KD, Indikator, tulisan,
gambar dan desain buku paket. Yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik
14. Rata-rata nilai raport dari kelas kelas I s.d VI sudah
baik
15. Tingkat kelulusan peserta didik kelas VI angkatan pertama
100% dan beberapa peserta didik diterima disekolah yang baik seperti Lab
School, SMPN 111
16. Dalam mencapai prestasi non akademik SD Al-Bayan Islamic
School telah mencapaian capaian yang luar biasa dengan hampir menjuarai setiap
lomba yang diadakan seperti lomba Tae Kwon Do, Dokter Cilik, Paduan Suara,
Tahsin dan Tahfidz
III. Pendidik dan
Tenaga kependidikan
1. Proses rekrutmen pendidik dan tenaga pendidikan telah
berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku lazim dalam sebuah perusahaan atau
lembaga lainnya dari mulai publikasi informasi lowongan kerja sampai wawancara,
namun orientasi (pendampingan) untuk guru baru belum maksimal.
2. Seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SD Al-Bayan
Islamic School memiliki kompetensi yang baik, namun masih ditemukan angka
keterlambatan yang tinggi dan proses evaluasi dalam rangka meminimalisir belum
berjalan maksimal.
3. Proses penggajian dan perhatian terhadap kesejahteraan
pendidik dan tenaga kependidikan sudah berjalan baik
4. Belum ada up grading yang sistematis dan terprogram dalam
rangka peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
Berikut uraian singkat
mengenai Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.
Pendidik
Semua guru di SD Al-Bayan Islamic School berkualifikasi
S-1, namun masih harus terus belajar untuk mengembangkan diri agar ketercapaian
4 kompetensi terpenuhi
2.
Tenaga Kependidikan
Semua tenaga kependidikan meliputi staf TU, Staf
keuangan, OB, OG dan satpam sudah memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing
dan mampu menjalankan tugas dan perannya masing-masing
3.
Kepala sekolah.
Kepala Sekolah mempunyai kompetensi yang baik, mampu
menjalin komunikasi yang baik dengan dinas pendidikan, mempunyai kerampilan
memonitoring namun lebih cenderung melakukan pendelegasian tugas dan belum
aktif memberikan arahan, masukan ketika rapat berlangsung
4.
Div. Akademik
Kepemimpinan sangat baik, namun belum dapat mengarahkan
bagian kurikulum untuk membawa arah visi dan misi sekolah dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional
IV. Sarana
dan Prasarana
1. Sarana
a. Sarana sekolah yang meliputi ruangan kelas, ruangan
pimpinan unit, ruangan TU, bagian keuangan, meja, kursi, loker, rak tas, rak
sepatu telah terpenuhi dengan baik, namun penambahan lemari untuk di kelas dalam
rangka penyimpanan administrasi pembelajaran, media belajar, perlengkapan
pembelajaran, hasil LK, dan hasil ulangan
b. Telah adanya ketersediaan sistem tentang pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah baik yang berkenaan dengan pengadaan,
perawatan/pemeliharaa, pengadministrasian dan pendataan
c. Proses pemilihan dan perawatan barang seperti karpet
harus lebih selektif agar peserta didik lebih nyaman dalam belajar dan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang panjang
d. Inventarisasi keperluan perlengkapan dan peralatan yang
menunjang KBM telah berjalan baik
e. Perlunya penambahan lemari untuk penyimpanan arsip atau
barang-barang di kelas
f.
Maksimalisasi pemanfaatan
ruangan di Lt. IV yang kosong sebagai tempat arsip-arsip sekolah seperti
administrasi Akreditasi
g. Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV sebagai
tempat seluruh media belajar berada sehingga mempermudah guru dalam mencari
media belajar
h. Terdapat ruangan yang kurang tepat pemanfaatannya yaitu
ruangan disamping ruangan wakil kepala sekolah
2.
Peralatan Pembelajaran
Peralatan pembelajaran yang digunakan sebagai media
belajar atau alat praga di Labaratorium belum maksimal secara ideal guru IPA
mengajukan daftar kebutuhan peralatan pembelajaran yang menunjang segala macam
eksperimen atau percobaan.
3.
Sarana Penunjang Administrasi Sekolah
Sarana
penunjang adaministrasi sekolah seperti komputer, printer telah memadai dan
sangat membantu administrasi sekolah
4.
Sarana Komunikasi
Alat komunikasi seperti telepon dan faks
sangat membantu kinerja sekolah terutama dalam menjalin komunikasi antara guru
dan orang tua, namun mekanisme pemakaian telepon harus dibuat agar penggunaan
telepon lebih efektif.
5.
Kondisi Sanitasi Sekolah
Dimasing-masing lantai telah terdapat 6 unit toilet,
3 unit toilet untuk putra dan 3 unit toilet untuk putri, namun khusus untuk
Lt.1 kebersihan Toilet harus menjadi perhatian mengingat perkembangan usia
level 1 yang masih harus diingatkan tentang pentingnya kebersihan.
V. Keuangan
dan Pembiayaan
Pengelolaan keuangan
sudah berjalan baik hal ini ditandai dengan pembukuan, pelaporan, dan pendataan
baik yang menyangkut dengan dana BOS, tunjangan APBD kota atau tunjangan APBD
Propinsi, maupun APBN. Prinsip penyusunan RAPBS yang melibatkan komponen guru,
kepala sekolah, dan kepala keuangan juga telah dilaksanakan namun dalam tataran
ideal mungkin akan lebih baik jika melibatkan PTA (Parents Teacher Association)
VII. Budaya dan Lingkungan
Secara umum program kebersihan, keindahan,
keamanan dan ketertiban sudah dilaksanakan dengan baik.
VIII. Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan
1. Parents Teacher Association.
a. Secara umum PTA telah memahami tentang tujuan, peran dan fungsinya
dan sejauh ini telah menjadi mitra dalam memajukan sekolah dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan nasional
b. Sistem pemilihan ketua dan pengurus PTA telah dilakukan secara demokrasi
2.
Sekolah dan masyarakat sekitar
Pola yang diterapkan sekolah dalam melakukan perekrutan
tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat sekitar sekolah sudah sangat
baik, masyarakat dapat merasakan langsung manfaat keberadaan sekolah dan merasa
memiliki sekolah. Program bakti sosial juga mempererat hubungan antara sekolah
dengan masyarakat sekitar.
BAB IV
SASARAN PROGRAM KERJA SEKOLAH
Sasaran adalah merupakan kegiatan yang spesifik yang
harus dilakukan untuk mencapai hasil dari suatu program, maka sasaran ini akan diuraikan sebagai berikut :
I. Kesiswaan
1. Melihat
animo masyarakat yang besar terhadap SD Al-Bayan Islamic School, maka proses
penyeleksian peserta didik baru harus benar-benar mempertimbangkan tingkat
kematangan dan kesiapan peserta didik memasuki jenjang sekolah dasar
2. mengingat
animo masyarakat yang besar, maka dalam waktu 2 tahun kedepan diwacanakan tentang
penambahan kelas baru yang dimulai dari level 1
3. Untuk
peserta didik yang tergolong anak berkebutuhan khusus, maka secara proses
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran harus dibedakan disesuaikan dengan
tingkat kemampuan peserta didik dengan menyiapkan perangkat administrasi yang
jelas, salah satunya dalam bentuk pembuatan silabus khusus untuk peserta didik
ABK yang dirumuskan oleh ahli terapy atau menggunakan guru pendamping yang
berlatar belakang PLB. Untuk peserta didik yang tergolong ABK namun masuk pada
kategori kesulitan belajar seperti hiperaktivitas, gangguan perseptual motorik,
gangguan bahasa, gangguan persepsi auditori, dan gangguan persepsi visual maka
langkah yang dapat dilakukan yaitu guru kelas melakukan pendampingan baik dalam
proses pembelajaran maupun saat mengerjakan soal dan selalu melakukan observasi
mengenai progress belajar peserta didik dan berkonsultasi dengan guru BP atau
ahli terapy
4. Dalam
rangka meningkatkan tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada mata
pelajaran Tahfidz maka perlu dikembangkan metode-metode baru yang merangsang
minat peserta didik dalam menghafal dengan mudah dan menyenangkan misal dengan membagi
peserta didik menjadi 2 kelompok dan masing-masing guru tahfidz
bertanggungjawab atas 1 kelompok termasuk bertanggungjawab sampai pada
ketuntasan hafalan. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran tahfidz
antara lain metode clasikal guru membaca peserta didik mengulang, metode bus
stop (guru menempel ayat pada kertas A3 di dinding-dinding kelas peserta didik
berputar perkelompok menghafal), metode peer teaching (guru meminta peserta
didik mencari teman untuk kemudian menghafal secara bergantian), metode
teileren dengan media kartu (guru membagikan penggalan ayat Al-Qur’an, peserta
didik diminta menghafal), metode fun
learning (guru menyiapkan penggalan-penggalan ayat yang harus disatukan oleh
peserta didik), metode jigsaw (guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok,
dalam masing-masing kelompok ditempatkan 1 peserta didik yang ahli dalam
hafalan untuk membimbing teman-temannya yang lain. Dalam rangka penguatan terhadap hafalan maka
proses pengulangan hafalan dapat dilakukan saat pelaksanaan Qur’an Morning, Sholat
Dhuha maupun sholat Dzuhur, dengan demikian diharapkan target ketuntasan
hafalan per level tercapai dan SKL untuk hafalan Tahfidz secara otomatis
tercapai.
5. Menurut
pustakawati di SD Al-Bayan Islamic School minat membaca peserta didik jika
dikategorikan ke dalam 3 golongan cukup baik, sudah baik, dan sangat baik, maka
minat membaca peserta didik masih berada di kategori cukup baik artinya minat
membaca peserta didik belum tinggi, menjadi ironi ditengah Pendidikan Literasi
sebagai salah satu program unggulan sekolah di Al-Bayan Islamic School. Dalam
rangka menyikapi permasalahan belum tingginya minat membaca maka masukan untuk
internal pendidikan literasi adalah mengembangkan metode dan strategi yang
menumbuhkan minat membaca seperti dengan reward, metode kooperatif learning
atau metode discovery dan melibatkan guru kelas dengan menstimulus peserta didik
di kelas dengan menyediakan area sudut baca dan setiap hari peserta didik
diminta membaca minimal 1 buku, peserta didik yang membaca buku setiap hari
didokumentasikan dalam catatan kemudian peserta didik yang membaca buku paling
banyak dalam satu minggu berhak mendapat reward dalam bentuk bintang prestasi
atau pensil
6. Tingkat
keterlambatan peserta didik sekitar 15%, namun berharap angka keterlambatan
dapat ditekan sampai 0% dengan demikian prinsip penerapan kediplinan telah
berhasil dijalankan. SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dijalankan oleh
bagian kesiswaan sudah cukup baik dalam menyikapi keterlambatan peserta didik
dari mulai penanganan oleh guru kelas, guru BP, pimpinan unit dan bagian
kesiswaan, namun implementasi terhadap pelaksanaan SOP tersebut harus
ditingkatkan.
7. Setiap
peserta didik cerdas dengan segala potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya.
Menggali, menumbuh kembangkan potensi, minat, dan bakat yang dimiliki peserta
didik merupakan kewajiban guru sebagai pendidik, selama ini guru dikelas
melakukan observasi tentang perkembangan belajar peserta didik meliputi
perkembangan kognitif, afektif dan keterampilan dalam belajar namun harus
diakui pemusatan perhatian lebih pada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar belum pada peserta didik yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata. Khusus
untuk peserta didik yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata maka dapat
diarahkan pada program pengayaan atau pengembangan melalui program
ekstrakurikuler yang mengembangkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelegence) sebagai contoh
peserta didik yang memiliki kecerdasan rata-rata dibidang matematika maka dapat
mengikuti pengayaan yang diadakan oleh guru kelas atau mengikuti
ekstrakurikuler yang mengembangkan kemampuan peserta didik dibidang matematika
seperti misalnya ekstrakurikuler Klub Matematika, atau jika peserta didik
memiliki kecerdasan rata-rata dibidang IPA maka dapat mengikuti ekstrakurikuler
KIS (Kelompok Ilmiah Siswa) selain dapat pula mengikuti pengayaan di kelas yang
diadakan oleh guru kelas.
8. Memahami
bahwa keberhasilan dalam belajar akan maksimal jika dilakukan bekerjasama
dengan orang tua dan guru maka PR yang tidak terlalu memberatkan peserta didik
layak diberikan dalam konteks mereviuw pelajaran di rumah
9. Setiap
peserta didik cerdas dengan segala potensi, minat dan bakat yang dimilikinya,
artinya merujuk pada teori kecerdasan majemuk dalam diri setiap peserta didik
memiliki potensi kecerdasan yang luar biasa menjadi tugas guru di kelas untuk
dapat menggali potensi kecerdasan tersebut untuk kemudian ditumbuh kembangkan
melalui ekstrakurikuler. Langkah konkrit untuk mengembangkan harapan tersebut
adalah melalui pembentukan ekstrakurikuler yang berlandaskan pada 8 kecerdasan
majemuk sebagai contoh kecerdasan Linguistik maka ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan adalah Klub Bahasa, kecerdasan Matematis ekstrakurikuler klub
matematika, kecerdasan kinestetik ekstrakurikuler futsal, pencak silat, dan tae
kwon do, kecerdasan spasial dengan ekstrakurikuler menggambar, kecerdasan naturalis
dengan ekstrakurikuler klub pecinta alam dan mengarah juga pada klub ilmiah
siswa, kecerdasan
interpersonal melalui ekstrakurikuler pramuka dan kecerdasan
intrapersonal melalui ekstrakurikuler mading sekolah
10. Dalam
rangka menerapkan kedisiplinan maka maksimalisasi penerapan aturan sekolah
harus lebih ditingkatkan dengan cara guru mengevaluasi pelaksanaan aturan yang
dijalankan oleh peserta didik, artinya proses pengingatan sampai pada penerapan
sangsi atau hukuman harus dijalankan oleh guru Aturan sekolah yang terkadang
diabaikan oleh peserta didik antara lain menggunakan sepatu selain hitam,
membawa mainan yang tidak berkorelasi dengan pelajaran, membawa uang jajan dan
jajan diluar sekolah pada saat jam KBM sekolah, pakaian untuk putra dikeluarkan,
putri tidak mengenakan jilbab dan bermain berlebihan sehingga merusak sarana
sekolah seperti karpet dan kursi guru
11. Guru
melakukan pendampingan saat makan siang dan memastikan seluruh peserta didik
telah makan siang, seandainya terdapat peserta didik yang tidak makan siang
maka harus digali lebih dalam, dicari solusi agar makan siang dan dibujuk agar
mau makan siang
12. Peserta
didik dalam pelaksanaan keseharian masih ada yang meninggalkan buku paket
bahkan buku tulis di kelas, kebijakan masing-masing guru kelas berbeda-beda
sesuai dengan apa yang diyakini oleh guru kelas baik, namun akan lebih baik
jika buku paket dibawa pulang ke rumah sebagai media orang tua untuk mereviuw
pembelajaran di rumah. Artinya peserta didik tidak diizinkan meninggalkan atau
menyimpan buku paket maupun buku tulis di kelas.
II. Kurikulum dan
Kegiatan Pembelajaran.
1. Mempelajari secara mendalam mengenai filsafat pendidikan,
mentelaah visi dan misi dan merumuskan tujuan sekolah adalah point penting
dalam memberi arah sekolah yang kemudian dirumuskan dalam kurikulum sekolah.
Berlandaskan pada visi, misi dan tujuan sekolah maka kurikulum Al-Bayan Islamic
School mengembangkan kecerdasan spritual peserta didik melalui pelajaran
tahfidz, tahsin, PAI dan pembiasaan sholat dhuha dan sholat dzuhur. Selain
mengembangkan kecerdasan spritual kurikulum Al-Bayan Islamic School juga
menekankan pada aspek kecerdasan akademik peserta didik, dengan tetap
mengembangkan dan menerapkan pendidikan karakter pada setiap pelajaran serta
mengembangkan teori kecerdasan majemuk berbasis pada ekstrakurikuler. Maka
gambaran kurikulum diatas sejalan dengan visi
sekolah menciptakan
generasi Qur’ani yang cerdas, kreatif, dan profesional dalam menghadapi
tantangan zaman serta tujuan pendidikan nasional
2. Dalam pembuatan perangkat administrasi pembelajaran
di SD Al-Bayan Islamic School telah berstandar pada standar Isi dan standar
proses artinya dalam pembuatan perangkat pembelajaran sesuai SNP, namun
aplikasi dilapangan masih ditemukan guru yang mengajar tanpa berlandaskan pada
teori konstruktivisme, maka bagian SDM (pendidik dan tenaga kependidikan)
sebaiknya melakukan training dalam rangka up grading kompetensi guru sehingga
pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah tercapai.
3. Belum semua guru menyisipkan nilai-nilai karakter
dalam perangkat pembelajaran dan belum menyisipkan pada mata pelajaran yang
diajarkan, sebaiknya pimpinan unit memberikan arahan tentang urgensi pendidikan
karakter terkait visi, misi dan tujuan sekolah dan mengevaluasi bersama secara
berkala setiap 2 bulan.
4. Bagian kurikulum merumuskan pelaksanaan teori
kecerdasan majemuk dengan berfokus pada macam-macam ekstrakurikuler yang sesuai
dengan 8 macam kecerdasan majemuk dan penyiapan perangkat administrasinya
seperti silabus, RPP, dan program kerja serta melakukan evaluasi secara berkala
atas pelaksanaan teori kecerdasan majemuk.
5. Kreatifitas guru dalam membuat media belajar cukup
baik, namun kurang pengaturan sehingga media belajar yang telah dibuat
terkadang hilang seiring pergantian periode pengajaran, maka diperlukan
regulasi untuk mengatur masalah tersebut salah satunya dengan meminta setiap
guru yang membuat media belajar untuk mengumpulkan media belajar yang telah
selesai digunakan di PBM.
6. Mengenai ketuntasan belajat tahfidz telah dibahas
secara mendetail pada bagi kesiswaan yang intinya adalah bagaimana guru tahfidz
mengembangkan metode dan strategi pembelajaran baru yang membuat peserta didik
menjadi mudah dan senang belajar Tahfidz sehingga dengan demikian target
pencapaian ketuntasan Tahfidz tercapai.
7. Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga
guru yang bersangkutan harus memasukkan unsur teori dalam pembelajaran
mengingat SK, KD dan Indikator Pendidikan Jasmani dan Olah Raga juga terdapat
materi yang harus dikuasai peserta didik melalui teori. Teknis pembelajaran
untuk Pendidikan Jasmani dan Olah Raga dapat dengan pertama teori sekitar 20
menit kemudian selebihnya praktek
8. Khusus untuk mata pelajaran musik, level 1 harus
sudah menggunakan pianika sebagai media belajar dengan pertimbangan akan
mempermudah peserta didik mempelajari not-not balok dan tinggi rendah nada
serta menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik
9. Peningkatan rata-rata nilai raport dari tahun ke tahun
sebagai tolak ukur peningkatan kecerdasan akademik peserta didik
III. Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
1. Dalam rangka memberikan orientasi kepada guru baru maka
bagian SDM mengutus seorang guru berstatus GTY untuk melakukan pendampingan
yang bersifat nonformal minimal satu bulan untuk memperkenalkan budaya kerja,
sistem kerja, uraian jobdesk, bentuk-bentuk administrasi pembelajaran
2. Menerapkan aturan yang berlaku di handbook employee
termasuk berkaitan dengan masalah keterlambatan pendidik dan tenaga
kependidikan
3. Dalam rangka melakukan peningkatan kompetensi guru maka
perlu diadakan training secara berkala yang diadakan minimal setahun 2 kali
4. Kepemimpinan kepala sekolah akan menjadi lebih kuat jika
mampu memberikan masukandan arahan yang jelas dalam rapat
5. Divisi akademik akan menjadi lebih baik jika dapat membawa
arah visi, misi dan tujuan sekolah
IV. Sarana
dan Prasarana
1. Sarana
a. Perlunya adanya lemari di dalam kelas dalam rangka
penyimpanan administrasi pembelajaran, media belajar, perlengkapan
pembelajaran, hasil LK, dan hasil ulangan
b. Proses pemilihan dan perawatan barang seperti karpet
harus lebih selektif agar peserta didik lebih nyaman dalam belajar dan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang panjang
c. Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV yang kosong
sebagai tempat arsip-arsip sekolah seperti administrasi Akreditasi
d. Maksimalisasi pemanfaatan ruangan di Lt. IV sebagai
tempat seluruh media belajar berada sehingga mempermudah guru dalam mencari
media belajar
e. Terdapat ruangan yang kurang tepat pemanfaatannya yaitu
ruangan disamping ruangan wakil kepala sekolah sebaiknya ruangan arsip dipindah
ke Lt. IV
f.
Ruang wakil kepala sekolah
SD dipindah ke samping R. Kepala Sekolah SD dengan asumsi R. Kepala Sekolah SMP
telah tersedia di gedung SMP.
g. Ruang arsip dan ruang wakil kepala sekolah saat ini
sebaiknya dipugar dan dijadikan ruang tata usaha sehingga view tuang tata usaha
dapat dibuat lebih ekslusif.
3.
Peralatan Pembelajaran
Dalam rangka mengeksplor materi IPA maka guru IPA
mengajukan daftar kebutuhan peralatan pembelajaran yang menunjang segala macam
eksperimen atau percobaan.
4.
Sarana Penunjang Administrasi Sekolah
Sarana
penunjang adaministrasi sekolah seperti komputer, printer telah memadai dan
sangat membantu administrasi sekolah, namun masih ditemukan komputer maupun
printer yang rusak alangkah lebih baik komputer dan printer yang rusak dapat
diperbaiki sehingga akan lebih membantu pembuatan administrasi sekolah
5.
Sarana Komunikasi
Alat komunikasi seperti telepon dan faks sangat membantu
kinerja sekolah terutama dalam menjalin komunikasi antara guru dan orang tua,
namun mekanisme pemakaian telepon harus dibuat agar penggunaan telepon lebih
efektif mekanisme yang dimaksud disini adalah teknis perizinan melalui guru, tu
kemudian dinilai tingkat urgensi pemakaian telepon.
6.
Kondisi Sanitasi Sekolah
Dimasing-masing lantai telah terdapat 6 unit toilet, 3
unit toilet untuk putra dan 3 unit toilet untuk putri, namun khusus untuk Lt.1
kebersihan Toilet harus menjadi perhatian mengingat perkembangan usia level 1
yang masih harus diingatkan tentang pentingnya kebersihan.
V. Keuangan
dan Pembiayaan.
Pengelolaan keuangan
sudah berjalan baik hal ini ditandai dengan pembukuan, pelaporan, dan pendataan
baik yang menyangkut dengan dana BOS, tunjangan APBD kota atau tunjangan APBD
Propinsi, maupun APBN. Prinsip penyusunan RAPBS yang melibatkan komponen guru,
kepala sekolah, dan kepala keuangan juga telah dilaksanakan namun dalam tataran
ideal mungkin akan lebih baik jika melibatkan PTA (Parents Teacher Association)
VII. Budaya dan Lingkungan
Secara umum program kebersihan, keindahan,
keamanan dan ketertiban sudah dilaksanakan dengan baik.
VIII. Peran Serta
Masyarakat dan Kemitraan
1.
Parents Teacher Association.
a. Secara umum PTA telah memahami tentang tujuan, peran dan fungsinya
dan sejauh ini telah menjadi mitra dalam memajukan sekolah dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah serta tujuan pendidikan nasional
b. Sistem pemilihan ketua dan pengurus PTA telah dilakukan secara demokrasi
2.
Sekolah dan masyarakat sekitar
Pola yang diterapkan sekolah dalam melakukan perekrutan
tenaga kependidikan yang berasal dari masyarakat sekitar sekolah sudah sangat
baik, masyarakat dapat merasakan langsung manfaat keberadaan sekolah dan merasa
memiliki sekolah. Program bakti sosial juga mempererat hubungan antara sekolah
dengan masyarakat sekitar.
Lampiran
RENCANA PROGRAM KERJA SEKOLAH JANGKA MENENGAH
Periode Tahun 2012/2013-2015/2016
NO
|
SASARAN
|
PROGRAM
|
Jadwal Kegiatan
|
|||||||
2012/2013
|
2013/2014
|
2014/2015
|
2015/2016
|
|||||||
Smt I
|
Smt II
|
Smt I
|
Smt II
|
Smt
I
|
Smt
II
|
Smt
I
|
Smt
II
|
|||
I
|
Kesiswaan/ Peserta didik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Proses penyeleksian
peserta didik sangat mempertimbangkan kematangan peserta didik untuk masuk
jenjang sekolah dasar
|
Sosialisasi kepada panitia tentang pentingnya
mempertimbangkan faktor kematangan peserta didik untuk masuk ke jenjang SD
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
2
|
Penambahan kelas baru
untuk level 1
|
Mempertimbangkan dan mempersiapkan dengan matang segala
infrastruktru yang dibutuhkan dengan mengacu pada 5 unsur MBS
|
|
|
|
|
P
|
|
|
|
3
|
Penanganan peserta didik yang tergolong anak
berkebutuhan khusus
|
Penyiapan administrasi pembelajaran dan guru berbasis
PLB
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
4
|
Penanganan peserta didik
yang tergolong anak kesulitan belajar
|
Observasi secara intens,
buat langkah-langkah dalam rangka treatment, evaluasi secara berkala dgn
pimpinan uni
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
5
|
Program pengayaan untuk
peserta didik yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata
|
Penyiapan administrasi
pengajaran yang disesuaikan dengan SK dan KD sehingga tetap mempertimbangkan
perkembangan usia peserta didik
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
6
|
Menumbuhkan minat membaca
peserta didik
|
Perumusan strategi dan
metode yang menarik dan menyenangkan dgn melibatkan proses pembelajaran di
kelas
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
7
|
Menurunkan angka
keterlambatan peserta didik
|
Evaluasi yang dilakukan
oleh guru kelas
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
8
|
Menaikkan keikutsertaan
peserta didik pada kegiatan ekstrakurikuler sampai 100%
|
Berkoordinasi dengan
bagian kurikulum dan bagian kesiswaan
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
II
|
Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
|
|
||||||||
1
|
Mereviuw visi dan misi,
serta mensosialisasikan tujuan sekolah
|
Sosialisasi saat training
di raker
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
2
|
Pencapaian target tahfidz
per level sampai pencapaian target SKL
|
Perumusan metode dan
strategi yang efektif, mudah dan menyenangkan
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
3
|
Penekanan penerapan
pendidikan karakter
|
Sosialisasi saat raker
|
P
|
|
P
|
|
|
|
|
|
4
|
Penerapan teori multiple
intelegence
|
Perumusan 8
ekstrakurikuler berdasarkan 8 kecerdasan majemuk
|
P
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Menumbuhkan minat baca
|
Perumusan metode dan
strategi dalam rangka menumbuhkan minat baca peserta didik
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
6
|
Pengaturan media belajar
|
Pengumpulan media belajar
yang telah digunakan pada PBM
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
7
|
Pelajaran penjas memasukkan teori dalam
pembelajaran
|
Teori dan Praktek
dijalankan pada penjas
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
8
|
Meningkatnya nilai rata-rata raport siswa kelas I s/d VI
|
Peningkatan kompetensi
guru melalui training dan evaluasi pembelajaran
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
9
|
Mempertahankan kelulusan sampai 100% dengan
nilai rata-rata UN 7,5
|
Program pendalaman materi,
dan peningkatan intensitifitas belajar
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
10
|
Semua guru mata pelajaran mengembangkan
pembelajaran dengan berbasis teori konstruktivisme dan teori behaviour
|
Sosialisasi saat raker
diawal tahun pelajaran
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
11
|
Penerapan Bilingual school
|
Pelaksanaan program 2
bahasa Indonesia dan Inggris dalam pengantar pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
P
|
|
III
|
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Meningkatkan motivasi
mengajar guru dan up grading kompetensi guru
|
Training saat raker diawal
tahun pelajaran
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
2
|
Program orientasi guru
baru
|
Meningkatkan kulifikasi
pendidikan 8 orang guru
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
3
|
Meminimalisir angka
keterlambatan guru
|
Evaluasi kinerja guru
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
4
|
Meningkatkan kepemimpinan
kepala sekolah
|
Up grading kompetensi
kepala sekolah
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
5
|
Divisi akademik mampu
memonitoring arah visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah
|
Up grading kompetensi
divisi akademik
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
IV
|
Sarana dan prasarana
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Terawatnya seluruh ruangan sekolah
|
Pengecatan seluruh
gedung sekolah.
|
|
|
|
|
P
|
|
|
|
2
|
Pemindahan ruang wakil
kepala sekolah ke ruang kepala sekolah SMP dan perluasan ruang TU
|
Perapihan ruang
|
P
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pemanfaatan ruangan kosong
di Lt.IV
|
Pemanfaatan ruang
|
P
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Semua guru memilki buku pegangan
dari beberapa percetakan
|
Pengadaan buku pegangan
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
5.
|
Memudahkan semua guru
melaksanakan pembelajaran dengan tersedianya media belajar terutama untuk di
laboratorium
|
Maksimalisasi laboratorium
sebagai eksplorasi materi
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
6
|
Reparasi perangkat
komputer dan printer yang rusak
|
Seluruh komputer dan
printer bermanfaat dalam menunjang kenerja sekolah
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
P
|
|
7
|
Penyediaan lemari untuk di
kelas
|
Perapihan arsip
administrasi pembelajaran
|
P
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Toilet di selasar 1 selalu
bersih
|
Toiletku bersih
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar