Hari ini bertepatan dengan hari
kesaktian Pancasila di sekolah tempat saya mengajar SD Al-Bayan Islamic School
mengadakan kegiatan upacara bendera. Seluruh peserta didik dan guru mengikuti
upacara dengan penuh hikmat dan disiplin. Rangkaian sesi dalam upacara berjalan
dengan lancar dari mulai kenaikan bendera, sambutan pembina upacara, pembacaan
teks UUD 1945, pembacaan teks Pancasila sampai pembacaan doa.
Terdapat hal menarik yang
disampaikan oleh pembina upacara yang disampaikan oleh Bidang Kurikulum SD
Al-Bayan Islamic School. akan urgensi Pancasila dalam konteks berbangsa dan
bernegara, ia sampaikan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai
agama karena pada prinsipnya nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila
terkandung dalam ajaran semua agama, dan menjadi sangat penting ketika
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan filsafat bangsa diaplikasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan hanya sekedar menjadi ilmu
pengetahuan yang diajarkan namun jauh dari aplikasi pelaksanaan sehari-hari.
Melakukan evaluasi pembelajaran
atas sejauhmana penerapan nilai-nilai Pancasila mau tidak mau harus
mengevaluasi pula sejauhmana efektivitas pelaksanaan kurikulum yang sedang
berjalan, secara ideal kurikulum sebagai salah satu pilar dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional
harus senantiasa terevaluasi agar arah pencapaian tujuan pendidikan nasional,
visi dan misi sekolah dapat tercapai Maksimal.
Dalam
merumuskan kurikulum ke depan sekolah harus berpijak pada landasan pendidikan
yang kuat sehingga arah pendidikan akan menghasilkan generasi-generasi berjiwa
Pancasila berlandaskan agama yang cinta dan bangga akan tanah airnya yang
dengan kecintaan dan kebanggaanya tersebut berusaha berkarya yang terbaik untuk
kemajuan sesama, bangsa dan negara. Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu, sedangkan inti dari kurikulum menurut Tyler adalah
suatu jawaban secara menyeluruh terhadap beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Tujuan-tujuan apa dan
maksud-maksud apa yang hendak dicapai oleh sekolah?
2. Kesempatan-kesempatan belajar
apa yang dipilih agar terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan harapan?
3. Bagaimana unsur-unsur belajar
disusun?
4. Bagaimana penilaian untuk
mengetahui keberhasilannya?
Jika keempat jawaban pertanyaan itu telah terjawab, itulah yang
dimaksud dengan kurikulum.
Perlu dipahami juga bahwa kehadiran atau penyusunan kurikulum
memerlukan landasan agar memiliki pijakan yang kuat. Beberapa landasan yang
diperlukan yaitu:
1. Landasan filsafat
Di
dalamnya terkandung beberapa pertanyaan mendasar seperti:
a. Apakah hakikat peserta didik?
b. Apakah yang seharusnya dilakukan peserta didik?
c. Apakah yang harus dilakukan peserta didik?
d. Apa yang harus menjadi isi kurikulum?
a. Apakah hakikat peserta didik?
b. Apakah yang seharusnya dilakukan peserta didik?
c. Apakah yang harus dilakukan peserta didik?
d. Apa yang harus menjadi isi kurikulum?
Jawaban dari keempat pertanyaan itu akan bermanfaat untuk menentukan
ke arah mana peserta didik akan dibawa, memberi gambaran tentang hasil yang
harus dicapai peserta didik, menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan
itu, memungkinkan pendidik menilai usahanya sejauh mana tujuan tercapai, dan
memberi motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.
2. Landasan sosiologis
Landasan ini ingin menghubungkan antara kurikulum dan keberadaan
masyarakat dengan penekanan utama pada kemampuan fungsi kurikulum dalam ikut
membantu pemecahan aneka problem yang dihadapi masyarakat dan bangsa, seperti
masalah tawuran, kesehatan, kriminalitas, teknologi, kesempatan kerja, dan
sebagainya. Dengan demikian kurikulum harus ada relevansinya dengan kehidupan
masyarakat. Masyarakat menentukan bentuk pendidikan yang akan dilaksanakan,
sebaliknya sistem pendidikan atau jenis kurikulum dapat memecahkan problema
kemasyarakatan.
3. Landasan
psikologis.
Psikologi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan pengertian,
peramalan dan pengendalian tingkah laku, perasaan, dan pikiran dari
orang-orang. Salah satu cabang psikologi yang berhubungan dengan problema
pendidikan adalah psikologi pendidikan. Ilmu ini mempelajari bagaimana peserta
didik belajar dan cara yang terbaik untuk mengajar.
Jadi psikologi pendidikan merupakan penerapan prinsip-prinsip
psikologi terhadap problema proses pembelajaran. Pijakan psikologi tersebut
membawa kita mengenal berbagai macam teori belajar, kurikulum yang harus
berpusat pada siswa, ada kesinambungan antara topik pertama dengan topik berikutnya,
urutan penyusunan dari yang sederhana ke hal yang kompleks.
Akhirnya menjadi sangat
penting bagi manajemen sekolah untuk mengevaluasi sejauhmana efektivitas
kurikulum yang sedang berjalan, tolak ukur untuk menilai sejauhmana efektivitas
pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan dengan berpijak pada apa yang
disampaikan Tyler dan juga 3 landasan dalam perumusan kurikulum yaitu landasan
filsafat, landasan sosiologis dan landasan psikologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar